|
Satu lagi karya anak bangsa kembali terukir dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Mahasiswa ITS berhasil menciptakan alat pengubah air laut menjadi air yang dapat dikonsumsi. Informasi yang diperoleh Liputan 6 SCTV, Kamis (12/12/2013), temuan itu membutuhkan waktu sekitar 5 bulan. Bermula dari program pengabdian mahasiswa di Pulau Madura, para mahasiswa itu banyak memperoleh keluhan tentang air bersih di sekitar pesisir Madura. Mereka akhirnya melakukan penelitian selama 5 bulan dan terciptalah alat destilasi air laut yang diberi nama D-werc 57 (Destilation Water Treatment Concept). Alat itu merupakan saringan air sederhana yang dilengkapi kain katun, pasir silika, karbon aktif dan batu pyropirit. Semua bahan itu harus diaktifasi atau melalui proses kimiawi terlebih dahulu. Yang menarik dari bahan saringan ini adalah batu pyropirit. Karena batu itu hanya ada di Turen, Malang, Jawa Timur. Alat ini mempunyai 3 tahapan dalam proses penjernihan air laut. Tahap pertama adalah filtrasi, yang merupakan proses penyaringan partikel laut. Tahap kedua adalah ionisasi, berguna menghilangkan zat anion dalam air laut. "Dan tahap tiga adalah destilasi atau dipanaskan. Alat ini hanya menampung air sekitar 200 liter," ujar M Rachman Firdauz , salah satu dari tim penemu. Atas kegunaanya, bahkan alat itu telah dihibahkan ke Desa Klampis Barat, Bangkalan Madura untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang sangat kekuranagan air bersih. Alat penetral air laut ini hanya menghabiskan dana sekitar Rp 15 juta dalam pembuatannya. Jika pemerintah jeli, alat ini dapat diperuntukkan di daerah yang sangat sulit akan air bersih. (Tnt/Ism)
Post Date : 12 Desember 2013 |