|
MEDAN, KOMPAS — Ribuan rumah di Kabupaten Langkat dan Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, masih terendam banjir. Banjir berhari-hari belum surut karena air pasang menahan air sungai mengalir ke laut. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat, 1.826 rumah di Kecamatan Hinai dan 3.804 rumah di Kecamatan Tanjungpura masih terendam luapan air Sungai Batangserangan. Tinggi genangan mencapai 50-130 sentimeter. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Langkat Agus Salim mengatakan, banjir terjadi sejak Jumat pekan lalu. Genangan air bertambah tinggi karena hujan terus turun, sementara air sungai tidak bisa mengalir ke laut karena terhalang air laut yang pasang. Warga pun mengungsi di rumah-rumah panggung atau ke rumah kerabat mereka yang tidak kena banjir. ”Kami sudah mendirikan posko kesehatan dan dapur umum di dua kecamatan itu,” tutur Agus. Kondisi bertambah sulit karena pada Rabu (23/10) Kabupaten Langkat akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah. ”Kami sudah rapat, dan BPBD bertugas menyiapkan perahu-perahu karet untuk mengatarkan warga mencucuk (memilih) saat pilkada nanti,” kata Agus. Banjir kiriman juga merendam 1.782 rumah di enam desa di Kecamatan Sei Rampah di Kabupaten Serdang Bedagai sejak Rabu pekan lalu. Banjir ini akibat meluapnya Sungai Rampah. Tinggi air berkisar 1-1,5 meter. Camat Sei Rampah Fajar Simbolon mengatakan, banjir serupa terjadi pada Oktober 2012. Banjir terus terjadi karena pendangkalan Sungai Rampah sehingga sungai lebih tinggi daripada area permukiman warga. Banjir itu terjadi karena hujan di daerah hulu, yakni daerah Simalungun. Di Sei Rampah tidak hujan. Banjir juga terjadi di Labuhan Batu akibat jebolnya tanggul Sungai Bilah di Dusun Alor Naga, Kecamatan Pangkayan. Banjir ini merendam 147 rumah. Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho minta instansi terkait proaktif menangani banjir. (WSI) Post Date : 22 Oktober 2013 |