Sampah Akan Diolah Jadi PLTS

Sumber:pasundanekspres.co.id - 12 Juni 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Agar lebih bersih, rencananya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta akan bekerjasama dengan perusahaan di India untuk mendaur ulang sampah menjadi listrik. 

Meski baru rencana, program prestisius garapan negeri bintang Bollywood tersebut masih terganjal ketersediaan sampah di Purwakarta. Wakil Bupati Dadan Koswara dalam sebuah kesempatan mengatakan, rencana kerja sama tersebut bisa saja terjadi dalam waktu beberapa tahun kedepan. Ia mengatakan, yang menjadi persoalannya ialah jumlah sampah di Purwakarta belum mencukupi untuk membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) berdaya tinggi.

"Nota kesepahamannya masih kesulitan karena setiap hari harus terkumpul di TPA Cikolotok sampai 500 ton, sekarang baru sekitar 90 ton," ujarnya belum lama ini.

Rencana tersebut menurutnya bisa saja terealisasi, jika seluruh masyarakat dan kerja Pemkab dapat maksimal. Itu bisa dilihat dari pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga yang masih sembarangan ke sejumlah tempat. Padahal pemerintah melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) sudah siap untuk mengambil sampah di depan rumah penduduk atau perumahan. 

Tinggal, kesadaran masyarakat dalam membuang sampah harus sama yaitu di tempat yang sudah disediakan. Kemudian DKP, tinggal mengambil untuk kemudian dibuang di TPA Cikolotok Kecamatan Pasawahan. "Membuang sampah masih dimana-mana sampah ini bisa dikelola bisa menjadi listrik," katanya kembali.

Konsep pembangunan yang bersinergi dengan alam, sebetulnya sudah sejak lama digaungkan oleh Pemkab Purwakarta. Namun terkadang masih belum dipahami dengan jelas oleh masyarakat umum. 
Konsep hidup berdampingan dengan alam, Pemkab sering mengatakan sinergitas tanah, api, udara, air dan matahari yang menjadi sistem keseimbangan alam. Belum sejalan dengan kondisi ril di lapangan, itu tentu perlu kerja semua masyarakat di Purwakarta untuk lebih arif pada lingkungan.

"Kearifan lokal baru ada zaman ini, kerusakan lingkungan sudah di mana-mana. Memelihara alam dengan baik, pengelolaan lingkungan hidupnya lebih baik itu sebetulnya sudah dilakukan oleh masyarakat Baduy. Ini karena mereka mengelola lingkungan hidup dengan kearifan lokal," papar Dadan.

Selain rencana menutup semua galian C di Purwakarta, pembenahan lingkungan pun rencananya akan terus dilakukan. Diakuinya, dampak dari penutupan Galian C adalah kenaikan harga pasir yang menurutnya tidak jadi persoalan. Karena, lingkungan menjadi hal dasar lkelangsungan hidup masyarakat.

"Memelihara lingkungan hidup, sekarang Purwakarta sedang menutup semua Galian C. Karena memang harga pasir bisa melambung, karena sedang penertiban. Ini untuk menghindari kerusakan lingkungan, menghitung untuk anak cucu kita kedepan. Orientasi kita harus dirubah ini lingkungan hidup mudah-mudahan membuat program lingkungan hidup kedepan," pungkasnya.



Post Date : 13 Juni 2013