80% Rumah tidak Memiliki MCK

Sumber:Pikiran Rakyat - 10 September 2009
Kategori:Sanitasi

BEKASI, (PR).- Hampir seluruh rumah warga di Desa Sukawijaya, Kec. Tambelang, Kab. Bekasi belum memiliki fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK). Mengingat, lebih dari sembilan ratus unit rumah atau sekitar 80 persen dari total 1.165 unit rumah warga di Desa Sukawijaya, Kec. Tambelang, Kab. Bekasi tidak dilengkapi fasilitas MCK.

Menurut Kepala Desa Sukawijaya M. Pandung, saat ditemui di Tambelang, Rabu (9/9), kondisi tersebut sudah terjadi sejak lama. Masyarakat telah terbiasa menggunakan air sungai dan air empang untuk mandi, mencuci baju, buang air, bahkan mencuci bahan makanan.

Pandung mengatakan, rumah yang kini tidak memiliki MCK lebih didominasi masyarakat dari kalangan ekonomi lemah, dengan profesi umumnya sebagai petani penggarap dan sebagian lagi tidak memiliki pekerjaan tetap hingga pengangguran.

"Rata-rata rumah tersebut merupakan milik petani penggarap atau pengangguran. Mereka berinisiatif membuat jamban (tempat buang air berbahan bambu dilapisi kain) di atas empang atau sungai," katanya.

Kendala yang dihadapi warga setempat dalam pembuatan MCK, menurut dia, selain membutuhkan biaya yang besar, juga akibat keterbatasan lahan. Dengan demikian, diperlukan alternatif lain dalam penggunaan jamban, dengan biaya pembuatan yang relatif jauh lebih murah dan manfaat yang sama.

"Biasanya biaya pembuatan MCK plus tanahnya mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per unit. Sedangkan untuk pembuatan jamban cukup dengan kemauan mencari beberapa batang bambu berukuran panjang, tali, dan karung atau kain bekas spanduk," ujarnya.

Kondisi itu pun, menurut Pandung, telah disampaikan kepada Pemkab Bekasi beberapa waktu lalu. Bahkan, usulan pembangunan MCK umum untuk mengatasi kondisi tersebut tidak pernah ditanggapi pemkab, dengan alasan keterbatasan dana.

Sejumlah warga mengaku merasa prihatin terhadap sikap pemkab setempat yang masih kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan kesehatan warga. Mengingat, kondisi lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya bisa menyebabkan warga setempat rentan terserang penyakit.

Pola hidup

Meski demikian, menurut Pandung, upaya untuk meningkatkan kebersihan di antaranya melalui pembangunan MCK itu tidak ditopang oleh pola hidup dari sebagian besar warga di desanya yang justru kurang memperhatikan kondisi lingkungan. Kondisi tersebut bisa saja disebabkan karena masyarakat tidak memiliki kemampuan secara ekonomi untuk membenahi lingkungannya.

Kondisi itu, seperti diakui oleh Jumroh (48), warga RT 04 RW 02 Desa Sukawijaya. Ia mengatakan dirinya dan beberapa warga di sekitar telah terbiasa melakukan MCK di empang dan sungai terdekat.

"Rumah saya hanya ada tempat tidurnya saja, itu pun terbuat dari bambu dan bahan. Untuk buang air saya dan keluarga biasa ke empang yang berada di sebelah rumah. Ini dialami juga oleh beberapa warga lain di sini yang juga melakukan hal serupa," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) setempat, Khusni mengaku akan memanfaatkan program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) yang akan segera dilaksanakan untuk meminta bantuan pemerintah dalam penyediaan MCK bagi warga.

"Program tersebut merupakan gagasan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang akan dilaksanakan mulai Oktober mendatang. Kami mengharapkan agar momen program ini dapat lebih mendorong pemerintah dalam mengalokasikan dana untuk pembuatan MCK sebagai salah satu kriteria penilaian," katanya. (A-186)



Post Date : 10 September 2009