|
Pemerintah Kabupaten Malang terus meningkatkan akses yang berkesinambungan pada pelayanan air bersih atau air minum, baik di perkotaan maupun di perdesaan melalui program pembangunan infrastruktur air bersih, baik yang dikelola PDAM Kabupaten Malang maupun oleh kelompok masyarakat.
“Hal ini merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Malang dalam rangka mempercepat capaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals / MDGs), salah satu targetnya pada tahun 2015 mendatang diharapkan dapat mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat,” kata Bupati Malang, H. Rendra Kresna dalam Lokakarya Nasional Integrasi Gender dalam program-program Sektor Air Minum dan Sanitasi Menuju Pencapaian Akses Universal Sanitasi 2019 di Hotel Santika Malang, kemarin.
Dijelaskannya, melalui Buku Putih Pembangunan Sanitasi Kabupaten Malang, telah mencoba mengidentifikasi permasalahan-permasalahan sektor sanitasi. Merumuskan perencanaan dan penganggaran serta langkah-langkah strategis pendanaan dan pelaksanaan dalam percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Malang. Program itu dilaksanakan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) dengan melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan masyarakat serta pemangku kepentingan lainnya.
“Saya menilai bahwa program-program PPRG di sektor air minum dan sanitasi yang dilokakaryakan pada hari ini akan semakin dapat mengakselerasi pembangunan air minum dan sanitasi di Kabupaten Malang,” harap bupati.
Perbaikan untuk sektor air minum dan sanitasi adalah salah satu pembangunan yang paling penting di Indonesia dalam tahun-tahun mendatang. Sekitar 100 ribu anak meninggal karena diare setiap tahun. Oleh karena itu pembangunan di bidang air minum dan sanitasi sangat penting untuk peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia dan juga perbaikan ekonomi masyarakat.
Salah satu perbaikan yang dilakukan adalah meningkatkan aspek pelayanan air minum dan sanitasi untuk semua yang berkelanjutan yang akan memberikan manfaat bagi laki-laki, perempuan, anak-anak, lansia dan juga orang-orang berkebutuhan khusus.
Deputy Director Environment Office at USAID Indonesia Aurelia Micko menjelaskan pengarusutamaan gender ini sangat penting untuk di integrasikan dalam pembangunan disektor perbaikan pelayanan air minum dan sanitasi.
“Diskusi mengenai gender ini tidak harus melalui pandangan perempuan tetapi laki-laki juga harus mendorong keterlibatan yang sama bahwa laki-laki dan perempuan harus ikut mengembangkan pembangunan air minum dan sanitasi,” jelasnya.
Post Date : 15 Desember 2014 |