|
DEMAK - Hujan deras pada Kamis (11/4) petang mengakibatkan permukiman dan areal pertanian yang tergenang meluas. Kondisi tersebut diperparah ”kiriman” air Sungai Wulan lewat tanggul jebol di sisi kanan. Posko banjir PSDA Seluna Kudus menginformasikan, luasan banjir di Kecamatan Wedung bertambah dari dua desa menjadi lima desa. Kelima desa itu meliputi Desa Jetak, Desa Jungsemi, Desa Bungo, Desa Jungpasir, dan Desa Mutih Kulon. Adapun di Kecamatan Mijen, banjir masih merendam Desa Mijen, Desa Pecuk, Desa Ngelo Kulon, Desa Jleper, Desa Pasir, Desa Rejosari, dan Desa Ngegot. Penjaga Pintu Air (PPA) PSDA Seluna Kudus, Iswanto mengatakan, debit Bendung Klambu di Kabupaten Grobogan pada saat tanggul Sungai Wulan jebol, mencapai 940 m3. Debit tersebut sempat naik menjadi 1.000 m3 pada Rabu (10/4) pukul 06.00. Selanjutnya, kemarin pada pukul 18.00, debit air bendung turun menjadi 700 m3. Sebagaimana diketahui, akibat pembuangan air di Bendung Klambu di Kabupaten Grobogan terlalu besar, tanggul Sungai Wulan di Mijen, Demak jebol. Sebab, aliran sungai di dua kabupaten tersebut mengalir hingga ke Kabupaten Demak. Karena itu, saat tanggul jebol, Kecamatan Mijen, Demak tidak turun hujan. Dimungkinkan tanggul tersebut tidak kuat menahan debit air buangan dari Bendung Klambu. Berdasarkan pantauan, ketinggian banjir rata-rata masih berkisar 1-2 meter, bahkan arus air di Desa Jleper dan Desa Ngelo Kulon kian deras. Sertu Suyoto, anggota Kodim yang berjaga di Desa Jleper, Kecamatan Mijen mengatakan, sekitar 2.000-3.000 warga Dukuh Ngemplak dievakuasi ke gedung sepak takraw Welahan, Jepara. Menurutnya, pengungsi sangat membutuhkan tenda, selimut sarana MCK dan konsumsi makanan. Camat Mijen Sugiyarto mengatakan, bantuan logistik untuk pengungsi didistribusikan melalui perangkat desa masing-masing. ”Bantuan dari Pemkab didrop di posko kecamatan. Selanjutnya, bantuan tersebut didistribusikan ke warga melalui perangkat desa,” katanya. Dari data sementara, kata dia, jumlah rumah di Kecamatan Mijen yang tergenang kian bertambah. Jumlah rumah yang tergenang tersebar di Desa Jleper (1.344 rumah), Desa Ngelo Kulon (630), Desa Pecuk (552), Desa Ngegot (135) dan Desa Mijen (200). Adapun areal pertanian yang tergenang berada di Desa Mijen (210 ha), Desa Pecuk (200), Desa Jleper (421), Desa Ngelo Kulon (230), Desa Ngegot (100), dan Desa Rejosari (600). Asisten†II†Setda Demak†dokter†Singgih†Setyono mengatakan, masa tanggap darurat diberlakukan lima hari pascabanjir. Selama lima hari itu penanganan banjir difokuskan pada penyelamatan korban, evakuasi, mendirikan sentra-sentra pengungsi, posko kesehatan, dapur umum dan MCK. Selain itu distribusi selimut dan logistik makanan tiap hari ditambah. Adapun dapur umum didirikan di sejumlah titik, antara lain di Desa Mijen, Desa Jleper, dan Desa Ngelo Kulon. ”Satu truk air bersih juga sudah kami drop di posko pengairan Klambu Desa Mijen. Posko-posko kesehatan didekatkan dengan tempat pengungsian,” katanya. (J9-39) Post Date : 12 April 2013 |