Warga Senaru Berhasil Suling Air Hujan jadi Air Minum

 Karena kerap dilanda krisis air bersih saat datangnya musim kemarau, mendorong semangat seorang warga di Desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Utara untuk menciptakan inovasi mesin pengelolaan air hujan menjadi air mineral siap konsumsi berbasis teknologi tepat guna.

“Kualitas airnya cukup bagus, bisa langsung diminum. Untuk tahap awal, kita sudah membangun 1 unit bak penampungan dengan dana swadaya dari masyarakat sekitar,” beber inisiator teknologi pengelolaan air hujan Desa Senaru, Tamrinudin.

Untuk satu bak penampungan yang berukuran 2 X 2 meter persegi, lanjut Tamrin, dapat menampung air sekitar 6000 liter, dengan kebutuhan biaya berkisar antara Rp 3 hingga 5 juta, itu sudah termasuk biaya pembuatan filter, pipa dan pompa airnya.

Dikatakannya, dengan adanya penemuan ini, warga tidak perlu terlalu khawatir atas potensi kelangkaan air bersih saat musim kemarau. Warga bisa mengambil air langsung di bak penampungan sesuai dengan kebutuhan dan siap untuk dikonsumsi tanpa melalui proses memasak.

Kegiatan yang dilakukan masyarakat Desa Senaru bekerjasama dengan pengurus Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Kecamatan Bayan itu, diharapkan Tamrin sekaligus sebagai solusi atas ancaman kelangkaan air yang kerap terjadi setiap tahunnya di Kecamatan Bayan.

Mengingat Bayan merupakan salah satu daerah dengan tingkat kekeringan yang cukup parah dalam beberapa tahun terakhir ini.

Terpisah, Ketua Posyantek Bayan, Sumadi mengaku bangga atas penemuan inovasi tersebut.

Ia berharap adanya komitmen pemerintah ke depan untuk memprioritaskan pengelolaan air hujan menjadi air bersih siap konsumsi. Terlebih Bayan merupakan salah satu daerah yang terkena dampak paling parah saat musim kering melanda.

“Kita sudah punya tenaga ahli untuk penerapan dan pengembangan teknologi ini. Sekarang hanya menunggu keseriusan pemerintah, setidaknya ada dukungan dana yang cukup. Kini proses penyulingan sudah mulai diterapkan di beberapa Dusun di Desa Senaru,” cetusnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 10 desa yang tersebar di 5 kecamatan di Lombok Utara kerap dilanda krisis air bersih terutama saat datangnya musim kemarau.

Dan untuk penanganannya, pemerintah daerah telah mengalokasikan dana yang tidak sedikit, mengingat selain membutuhkan armada angkut (mobil tangki-red) yang cukup banyak, sulitnya medan juga menghambat proses pendistribusian.

Post Date : 22 Agustus 2013