Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan
potensi sampah kota untuk pembangkit listrik di Tanah Air mencapai 1.879 mega
watt (MW).
Dirjen
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (ETKE), mencontohkan potensi
sampah kota di Jakarta yang dikelola di Bantar Gebang, Bekasi menghasilkan
sekitar 6.000 ton sampah perhari. Dengan teknologi landfill mampu membangkitkan
listrik dengan kapasitas 12,5 MW.
"Kalau
dulu kita sibuk menghabiskan energi untuk sampah, sekarang kita ubah,
menghasilkan sampah untuk energi," tutur Rida di Jakarta, Kamis
(15/8/2013).
Guna
mengoptimalkan potensi ini Kementerian ESDM telah mengeluarkan Peraturan
Menteri ESDM No. 19/2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero)
dari pembangkit listrik berbasis sampah kota.
Rida
menjelaskan harga jual listrik (feed in tariff) berbasis sampah kota
berdasarkan Permen 19 ini terbagi dua kelompok berdasarkan teknologi pengolahan
sampah. Bagi investor yang menggunakan teknologi zero waste, harga yang
ditetapkan untuk tegangan menengah sampai dengan 10 mega watt (MW) sebesar
Rp1.450 per Kilo Watt Hour (Kwh).
"Sedangkan
teknologi zero waste dengan kapasitas tegangan rendah sampai dengan 10 MW
sebesar Rp1.798 per Kwh. Teknologi zero waste merupakan teknologi pengelolaan
sampah sehingga terjadi penurunan volume sampah yang signifikan melalui proses
terintegrasi dengan gasifikasi atau insenerasi," ucapnya.
Post Date : 16 Agustus 2013
|