Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto (Djokir) membuka acara Jambore
Sanitasi 2013 di Hotel Mercure Ancol Jakarta hari ini (24/6/2013). Dalam
pidatonya, ia kembali mengatakan masih banyak orang Indonesia yang buang air
besar sembarangan.
"Menurut data
dari UNICEF tahun 2011 sebanyak 26% penduduk Indonesia masih buang air besar di
tempat terbuka," kata Djokir.
Selain membuang
hajat, masyarakat Indonesia sering membuang sampah di tempat terbuka sehingga
76% air sungai di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi tercemar limbah baik organik
maupun logam berat. Konsekuesinya produksi air minum baku dari sungai menjadi
mahal.
"76% sungai di
Sumatera, Sulawesi dan Pulau Jawa, tercemar. Dari jumlah itu 53 sungai tercemar
bahan organik dan 11 sungai tercemar logam berat. Air sungai utama inilah yang
menjadi konsekuensi air minum sehingga produksi air minum menjadi mahal,"
tuturnya.
Djokir menuturkan
penyediaan akses sanitasi dan air miinum di Indonesia masih minim dan menjadi
pekerjaan rumah bagi pemerintah. Akses sanitasi kepada masyarakat baru 55,6%
dari target MDGs 2015 sebesar 62,41%. Target pelayanan akses air minum MDGs
sebesar 68,8% sedangkan saat ini baru 55,5%
"Di bidang air
minum, kita terus melakukan untuk meningkatkan akses di pedesaan atau Pamsimas
(Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Namun harus
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak baik di tingkat daerah maupun
masyarakat. Hal ini tergantung juga dari pola hidup dan perilaku hidup sehat
tidak dimiliki masyarakat Indonesia. Masyarakat kita masih kurang peduli
tentang kebersihan sanitasi," jelasnya.
Post Date : 24 Juni 2013
|