8 Desa di Gresik Masih Terendam

Sumber:Koran Sindo - 11 Januari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
GRESIK (SINDO) Delapan desa di Kab Gresik, Jatim,kemarin masih terendam banjir.Banjir paling parah terjadi di Desa Baron,Kec Dukun.Demi mempercepat surutnya air, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) bakal memompa air.

Selain Desa Baron dengan ketinggian hingga 30 cm,banjir jugamerendamDesaMojopuro Gede, Sukorejo, Pegundan, Dusun Babrik, Desa Gumeng, dan Indro Delik.Di Kec Sidayu, air masih menggenangi Desa Randuboto dan Ngawen.Meski masih terendam,air tak sampai masuk ke rumah warga. Di Kec Bungah misalnya, dari lima desa yang terendam, ada 10 rumah yang dimasuki air bah Bengawan Solo. Air hanya menggenangi jalan kampung-kampung dan jalan poros desa hingga ketinggian 25 cm.

Tidak banyak rumah yang tergenang.Paling sekitar 57 rumah. Air hanya menggenangi jalan, kata Camat Bungah Darmawan kemarin. Supii, Sekretaris Satlak PBP Kab Gresik, mengaku akan mengirim pompa dari DPU Gresik ke Desa Baron. Kalau tidak dipompa, bakal sulit. Makanya, besok (hari ini) akan kami pompa airnya, kata Supii. Sementara itu, pascabanjir,Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik meminta warga agar tetap waspada.Sebab, genangan air banjir rawan menimbulkan berbagai penyakit. Dinkes mencatat sedikitnya 3.620 warga terkena penyakit akibat banjir.

Sementara itu, biaya penanggulangan bencana alam pascabanjir dan tanah longsor di Jombang dipastikan membengkak. Sebab,Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kab Jombang menemukan banyaknya kerusakan infrastruktur yang belum tercatat dalam biaya tersebut. Sekretaris Satlak PBP Kab Jombang Yusuf Wibisono mengatakan, terdapat lebih dari 50 bangunan yang hancur akibat banjir beberapa waktu lalu.Bahkan,perbaikantengah dilakukan tiga dinas teknis, yakni Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah (Diskimbangwil), Dinas Pengairan dan Dinas Prasarana Jalan (Disprasjal).

Saat ini tiga dinas teknis itu mulai melakukan perbaikan-perbaikan atas kerusakan infrastruktur milikpemerintah, tegas Yusuf. Mengingat banyaknya jumlah bangunan yang rusak tersebut, pihaknya belum bisa menghitung angka pasti dari kebutuhan perbaikan tersebut. Namun, dia menyatakan, pengajuan dana Rp790 juta untuk perbaikan rumah pascabanjir masih kurang. Sebab, banyak kerusakan yang belum terdeteksi saat pendataan awal bencana itu. (ashadi ik/tritus julan)



Post Date : 11 Januari 2008