|
Serang, Kompas - Hujan yang turun selama sekitar lima jam, Jumat (10/2), mengakibatkan delapan desa di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, terendam. Selain itu, hujan juga mengakibatkan ruas jalan Cilegon-Anyer terendam, dengan ketinggian mencapai lebih dari satu meter. Bahkan, satu orang tewas terseret banjir bandang di Kecamatan Mancak, Serang. Di Jakarta, Sungai Ciliwung kembali meluap pada Kamis malam, tetapi siang kemarin mulai surut. Di Bekasi, Kali Cibeet juga masih meluap dan menggenangi rumah-rumah penduduk. Data sementara yang terkumpul di Kantor Kecamatan Anyer menyebutkan, 492 rumah di delapan desa terendam, tiga di antaranya roboh. Kedelapan desa itu adalah Sindangmandi, Sindangkarya, Tanjungmanis, Mekarsari, Sambironyo, Anyer, Bunihara, dan Cikoneng. Kondisi terparah terjadi di Desa Anyer dan Sindangmandi, yang mulai terendam sejak pukul 12.00. Di Anyer, 185 rumah terendam, dua di antaranya roboh, sedangkan di Sindangmandi 214 rumah tergenang. Selain rumah, banjir juga merendam sebuah mushala, satu jembatan, dan sebuah tanggul penahan banjir. Bahkan, jalan sepanjang 75 meter di Desa Sindangmandi tertimbun tanah. Camat Anyer Ade Suparman menambahkan, banjir juga terjadi akibat jebolnya lima saluran irigasi, yakni irigasi Cipaas, Waringin, Capangtiga, Deang, dan Cipaseh. Banjir juga menggenangi ruas jalan Cilegon-Anyer. Setidaknya, terdapat delapan titik genangan. Kondisi terparah terjadi di Kampung Jublin, Kecamatan Ciwandan. Air setinggi 50-90 sentimeter menggenangi ruas jalan sepanjang 500 meter. Bahkan, sebuah jembatan di Desa Gunungsugih rata dengan air. Akibatnya, lalu lintas Cilegon-Anyer terganggu. Selain Kecamatan Anyer dan Ciwandan, hujan juga mengakibatkan meluapnya air beberapa sungai di Kecamatan Mancak. Selain merusak tanggul-tanggul sungai, banjir yang datang secara tiba-tiba itu menelan korban jiwa. Supriyadi (13), warga Desa Talaga, tewas terseret air bah saat mandi di Sungai Asem. Hingga sore kemarin, petugas kepolisian masih mencari jasad santri Pondok Pesantren Al-Ikhlas tersebut. Di Bekasi, Kali Cibeet kembali meluap dan menggenangi lima desa di tiga kecamatan. Limpasan air Kali Cibeet mulai merambah rumah warga pada Kamis sore, dan semakin meninggi pada malam hari. Warga pun mengangkut barang-barang mereka ke luar rumah dan berdiam di tempat yang lebih tinggi. Ketika dikunjungi, kemarin siang, sebagian warga masih berdiam di jalanan karena rumah mereka masih terendam air. Di Jakarta, puluhan warga Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, hingga Jumat kemarin masih bertahan di halaman parkir sekolah Santa Maria Fatima di Jatinegara Barat. Mereka mengungsi sejak Kamis malam karena Kali Ciliwung meluap. (nta/cok/eln) Post Date : 11 Februari 2006 |