PAM Jaya Fokus Layani Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Sumber:suarakarya-online - 2 Januari 2014
Kategori:Air Minum

Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, badan usaha milik daerah (BUMD) Pemprov DKI Jakarta, pada 2014 berfokus memberikan pelayanan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di empat wilayah Ibu Kota.

Empat wilayah yang menjadi perhatian untuk dibangun pengolahan air baku dengan teknologi micro hydraulic (pengolahan air baku dari waduk) yakni rumah susun (rusun) Waduk Pluit, Muara Baru, pelelangan ikan di Jakarta Utara. Permukiman Tegal Alur, Kamal, Kalideres, dan Semanan (Jakarta Barat), Rusun Rawa Bebek, Cakung, Rusun Jatinegara Kaum, rusun Cipinang Besar Selatan, Rusun Rorotan, Rusun Marunda (Jakarta Timur), selanjutnya di Pulau Panggang, Pulau Pramuka, dan Pulau Kelapa, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Untuk membangun instalasi pengolahan air (IPA) di Kepulauan Seribu, PAM Jaya bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Hal itu dijelas Direktur PAM Jaya Ir H Sriwidayanto Kaderi di sela-sela meninjau instalasi mobile di Rusun Waduk Pluit, Senin (30/12) lalu. "Khusus teknologi micro hydraulic dengan instalasi mobile di Rusun Waduk Pluit, kita bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Saat ini IPA itu sudah mampu beroperasi 10 jam dengan kapasitas 40 meter kubik (M3) per hari," ujarnya menambahkan.

Pada tahun 2014 segera ditingkatkan menjadi 100 M3 per hari dengan operasi 24 jam. "Selama ini warga di sekitar Waduk Pluit membeli air minum kepada pedagang gerobak dorong dengan harga satu jeriken mencapai Rp 2 000. Mereka harus mengeluarkan uang cukup besar per bulannya. Nah, dengan ada IPA ini, warga penghuni Rusun Waduk Pluit beban ekonominya menjadi lebih ringan karena membayar lebih rendah. Misi ini sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo," kata Sriwidayanto menambahkan.

Program MBR yang digarap PAM Jaya pada tahun ini diharapkan memberikan pelayanan air bersih kepada 4.096 keluarga. Empat wilayah itu, menurut Sriwidayanto, belum mampu dilayani oleh dua operator swasta, PT Aetra dan PT Palyja.

Untuk membangun IPA di sejumlah lokasi tersebut, pada tahun 2014 PAM Jaya melakukan investasi sebesar lebih kurang Rp 30 miliar.

"Kita berharap awal 2014 ini bisa membangun IPA dengan teknologi micro hydraulic di wilayah Kamal Muara," katanya. PAM Jaya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Kelautan dan perikanan (KKP) dalam rangka pinjam pakai lahan yang akan dibangun IPA yang berkapasitas 50 liter per detik untuk menambah kebutuhan air minum warga Kamal.

Menurut Sriwidayanto, dalam mewujudkan pencapaian pelayanan MBR, saat ini PAM Jaya belum perlu dana penyertaan modal pemerintah (PMP) dari Pemprov DKI.

Bersama mitra swasta, pada 2013 PAM Jaya telah berusaha menekan tingkat kehilangan air (NRW). Sampai November lalu masih berkutat pada kisaran 41,77 persen. Penambahan pelanggan ditargetkan 18.951 terealisasi 14.159 pelanggan.

"Tingkat keluhan pelanggan mencapai 53.114 keluhan yang diterima dengan jenis keluhan tertinggi air tidak keluar sebanyak 39.294 atau setara dengan 73,98 persen," ucap Direktur Teknik PAM Jaya Limbong. 



Post Date : 02 Januari 2014