Dinas
Kebersihan DKI Jakarta menganggarkan dana Rp 18 miliar untuk mengangkut sampah
di pesisir pantai Jakarta. Dengan dana itu, Dinas akan membeli setidaknya 10
kapal pengangkut sampah.
"Rencana ini
belum detail. Namun, kami ingin secepatnya ada kapal untuk mengangkut
sampah," kata Kepala Unit Pelayanan Kebersihan Pesisir dan Pantai Dinas
Kebersihan, Budhi Karya, di Balai Kota Jakarta, Senin, 27 Mei 2013.
Ia mengatakan,
kapal yang diperlukan untuk mengangkut sampah antara lain satu kapal kargo,
satu kapal patroli, satu kapal khusus berkecepatan tinggi, dan 5-10 kapal
palka. Satu kapal diperkirakan seharga Rp 1-2 miliar.
Sampai sekarang,
Dinas memiliki empat kapal, satu di antaranya kapal kargo yang kondisinya sudah
rusak. Jumlah itu pun dinilai tidak cukup untuk mengangkut seluruh sampah, yang
terbentang sepanjang pesisir pantai dan hutan mangrove. "Pesisir pantai
yang mesti dibersihkan sepanjang 33 kilometer, ditambah lagi dengan hutan
mangrove yang lebarnya saja mencapai 3 kilometer," ujar Budhi.
Sekali angkut,
kapal ini hanya bisa membawa sekitar 22 meter kubik. Dengan hanya tiga kapal
yang berfungsi sampai sekarang, sampah pun banyak yang tidak terangkut bahkan
menjadi timbunan. "Diperkirakan sampah bertambah di sekitar pesisir
mencapai 40 ton. Yang bisa terangkut hanya sekitar 28 ton per hari,"
katanya.
Karena itu, peran
masyarakat untuk mengurangi sampah di sekitar pesisir pantai sangat penting.
Saat ini, sejumlah perusahaan pun berupaya membersihkan sekitar pantai.
"Misalnya, Ancol sudah ingin membersihkan 500 meter ke laut. Begitu pula
perusahaan, seperti PT Pelindo, Boga Sari, dan PT Asahi Mas. Ketiganya ingin
membersihkan sekitar 15-20 kilometer," katanya.
Selain itu, ia
berencana membuat alat yang dapat secepatnya membersihkan pesisir
pantai dan hutan mangrove dari sampah. Sampai
sekarang, rencana tersebut masih dianalisis. "Apakah nantinya alat yang
bisa langsung menyodok atau menyedot sampah, tergantung analisisnya,"
ujarnya.
Post Date : 28 Mei 2013
|