78 Titik Rawan Banjir dan Longsor di Jambi

Sumber:Kompas - 17 November 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Jambi, Kompas - Masyarakat perlu mewaspadai 66 titik rawan banjir dan 12 titik rawan longsor di Jambi selama musim hujan ini. Berdasarkan data Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanganan Bencana Provinsi Jambi, sebagian besar titik rawan banjir berada di Kota Jambi dan Kabupaten Bungo. Sedangkan daerah rawan longsor umumnya berada di Kabupaten Kerinci.

Kepala Satkorlak Syamsurizal, Jumat (16/11), mengatakan, untuk mengantisipasi korban akibat bencana banjir dan longsor, pihaknya telah menyiapkan posko di setiap kabupaten, lengkap dengan perahu dan perlengkapan penyelamatan korban. Pihaknya juga mengirimkan bantuan makanan, sandang, serta tenda untuk mengantisipasi pengungsi.

Ketua Taruna Siaga Bencana Jambi Arista Birawa menambahkan, 352 anggotanya dari unsur PMI, mahasiswa, dokter, dan masyarakat umum siap menjadi tim evakuasi, tim medis, serta relawan di dapur umum.

Sejak Kamis, hujan menyebabkan 180 rumah di tepi Sungai Betara, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) kebanjiran. Karena banjir cepat surut, masyarakat hanya mengungsi ke tempat tetangga atau kerabat yang rumahnya lebih tinggi. Sebelumnya, banjir juga terjadi di Tungkal Ulu, Tanjabbar. Sekitar 90 keluarga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Berdasarkan data dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Provinsi Jambi, hutan di Jambi seluas 485.897 hektar saat ini dalam kondisi kritis.

Sistem drainase buruk

Di Bandung, Jawa Barat, sejumlah jalan utama kerap banjir bila hujan deras. Hal ini karena sistem drainase dan pembuangan di Kota Bandung kebanyakan tertutup sampah sehingga tidak berfungsi maksimal.

Menurut Doni, warga di sekitar Jalan Siliwangi, Bandung, Jumat (16/11), bila hujan deras, Jalan Siliwangi pasti tergenang. Kondisi itu membahayakan kendaraan, terutama sepeda motor. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang karena kendaraan berjalan pelan untuk menghindari kecelakaan. Hal serupa juga terjadi di Jalan Junjunan dan Jalan Setiabudhi. Setelah air surut, sampah menumpuk di jalan.

Menanggapi hal ini, Anggota Dewan Pakar Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda Supardiyono Sobirin mengatakan, drainase dan saluran pembuangan di Bandung harus dibenahi. Hal sama dikatakan pakar hidrologi Universitas Padjadjaran Bandung Chay Asdak. (ITA/CHE)



Post Date : 17 November 2007