|
PERILAKU Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memerlukan perhatian dari berbagai kalangan, termasuk media massa. Dalam hal ini, media berperan memberikan kesadaran kepada masyarakat dan pemerintah mengenai pentingnya STBM. Dalam pelaksanaan STBM, pemerintah berfungsi sebagai perencana. Karena itu, fungsi kontrol DPRD juga sangat diperlukan. Demikian disampaikan Kepala Bappeda Kabupaten Ngada Hilarius Sutanto ketika membuka Lokakarya “Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Hitel Korina, Bajawa, Kabupaten Ngada, Rabu (10/9). Lokakarya yang dilaksanakan atas kerja sama AusAID, Pokja AMPL, Pemkab Ngada, Manggarai Timur, dan Pemkab Ende itu diikuti sekitar 30 wartawan daerah. Menurut Hilarius Sutanto, dalam melaksanakan program apa pun, masyarakat tidak bisa berjalan sendiri tanpa pemerintah dan sebaliknya. Terkait pelaksanaan STBM di wilayah itu, Sutanto menyatakan, pada tahun 2015 STBM merupakan salah satu hal utama yang menjadi prioritas Pemkab Ngada. Project Koordinator Plan Indonesia Provinsi NTT Sabarudin mengatakan, tahun 2014 pemerintah menargetkan 20.000 desa yang akan mendeklarasikan stop BAB (buang air besar) sembarangan. Upaya yang digagas Kementerian Kesehatan tersebut, dudukung oleh Plan Indonesia, Pemerintah Provinsi NTT, dan pemerintah kabupaten/kota di NTT. Dia menambahkan, masyarakat yang dapat mengakses sanitasi yang layak baru mencapai 37 persen. Sementara, 43 persen warga tidak mencuci tangan usai BAB. Tantangan lainnya, menurut Sabarudin, adalah rendahnya dana dari APBD untuk program air minum dan sanitasi sehat. Direktur Speak Indonesia Wiwit Wahyuning mengatakan, program STBM sudah dimulai sejak 2010 dan telahditetapkan sebagai sebuah gerakan nasional. Saat ini, program STBM ditargetkan untuk dilaksanakan pada lima kabupaten di NTT, yakni Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Ngada, Manggarai Timur, dan Kabupaten Ende. Sementara itu, Redpel Victory News Damianus Ola mengatakan, STBM kalah ‘seksi’ dibanding isu-isu politik. Selama ini, isu STBM kurang mendapat ruang di media massa. “Jangan sampai pers kurang mengambil peran penting dalam situasisituasi yang bersentuhan dengan masyarakat,” ujarnya. Post Date : 12 September 2014 |