|
Menjaga lingkungan menjadi bagian penting bagi CV. Agung Risky dalam menjalankan usahanya di bidang Katering. Perusahaan yang beralamatkan di Desa Begadon, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, itu mampu mengolah air limbah dari memasak menjadi air bersih. Inovasi yang dilakukan CV Agung Risky itu muncul ketika mulai mendapatkan pekerjaan untuk mensuplay kebutuhan makan pekerja di proyek minyak Banyuurip, Blok Cepu. Dari pekerjaan itu setiap harinya banyak limbah yang muncul dari aktifitas untuk menyediakan makan para pekerja proyek. Mulai limbah dari air cucian bahan baku masakan baik ikan, sayuran serta lainya. “Waktu itu, pikiran saya, kalau ini terus dibiarkan akan mencemari lingkungan. Akhirnya saya berusaha untuk mencari tahu bagaimana mengelolanya agar bisa bermanfaat lagi,” kata Direktur Utama (Dirut) CV. Agung Risky, Siti Maskurotin didampingi suaminya, Hariono ketika membuka perbincangan dengan suarabanyuurip.com, Minggu (5/4/2014). Pengolahan limbah air dari masakan yang dilakukan CV. Agung Risky ini cukup sederhana. Ada tiga tahapan yang dilakukan sebelum air limbah menjadi air bersih. Yakni air dari hasil cucian bahan masakan terlebih dahulu dialirkan kedalam bak penampung berkapasitas 1000 liter yang sudah disiapan. Di dalam bak pertama air itu, bahan baku sayuran diaduk menggunakan blower. Salanjutnya air dari sisa cucian di bak pertama dialirkan ke penyaringan kedua. Didalam penyaringan penyaringan tahap pertama dan kedua ini dicampurkan bahan kima Bio XL. “Pada tahap ke dua ini air masih sedikit bau. Untuk itu kita proses lagi di tahap tiga,” kata istri mantan Kepala Desa Begadon dua periode itu.
Pada tahap ketiga, air dialirkan ketempat penampungan seperti sumur dengan diameter kurang lebih 80 centimeter dengan kedalaman kurang lebih empat meter. Di tahap penyaringan terakir ini ditambahkan kaporit. "Setelah masuk dalam sumur air menjadi jernih dan tidak berbau," sergah ibu dua anak itu, menerangkan. Dalam proses pengolahan limbah air ini, CV Agung Rizky mendapatkan dukungan dari operator migas Blok Cepu, Mobil Cepu Ltd, Tripatra, serta Dinas Kesehatan Bojonegoro. Setiap seminggu sekali tim MCL dan tripatra selalu mengontrol proses pengolahan limbah yang dilakukan. Sedangkan Dinas Kesehatan dua kali setiap bulannya. "Semua peralatan atas petunjuk dinas kesehatan. Stiap mereka kesini memberikan pengarahan positif bagi kami semua termasuk juru masak ketring," ujar Siti Maskurotin, mengungkapkan. Dengan adanya proses pengolahan air limbah ini, CV. Agung Rizky merasa tenang dalam melakukan kegiayan usahanya. Karena air limbah memasak setiap harinya tidak lagi mengotori dan menggangu lingkungan sekitar. "Kemungkinan pada bulan Mei atau Juni, air akan kite uji laboratorium ke Dinas Kesehatan guna mengetahui kelayakan sehingga dapat dimanfaatkan kembali," sambung Hariono. “Kegiatan pengolahan limbah ini merupakan pengalaman berharga bagi kami. Sehingga kedepannya jika cita cita kami memiliki rumah makan maka tidak mencemari lingkungan,” tutup Hariono diamini istrinya. Post Date : 07 April 2014 |