|
Pelayanan air bersih dari perusahaan air minum di Tangerang Selatan
minim. Sampai saat ini, hanya sebagian kecil warga yang menikmati
layanan air bersih, sedangkan sisanya masih mengandalkan air tanah.
”Ciputat Timur, Ciputat, dan Pamulang itu belum masuk layanan PDAM (perusahaan daerah air minum). Harus diakui, jangkauan pelayanan air bersih di Tangsel memang masih sangat minim,” kata Rumahaben, Wakil Ketua DPRD Tangerang Selatan (Tangsel) dalam acara Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Lingkungan Hidup Daerah Tangsel di Serpong, Jumat (8/3). Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tangsel 2012, pelayanan air bersih di Tangsel melalui pemipaan atau perusahaan air minum (PAM) baru mampu menjangkau 20 persen warga saja. Sisanya, warga memakai sumur, air galon, dan sumber lain untuk mendapatkan air bersih. Menurut Rumahaben, mendesak, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel menjadikan pelayanan air bersih ini sebagai salah satu prioritas. ”PDAM itu strategis. Jika sudah kita kelola, airnya jangan lagi dijual ke Jakarta, tetapi untuk pelayanan di Tangsel karena masih sangat sedikit warga yang mendapat pelayanan air bersih,” katanya. Aset PDAM di Tangsel memang masih dikelola Kabupaten Tangerang. Aset itu belum diserahkan pengelolaannya kepada Pemkot Tangsel sejak mekar dari kabupaten, empat tahun lalu. Ia mengkhawatirkan, jika penggunaan air tanah terlalu berlebihan, akan menyebabkan permukaan tanah di sejumlah kawasan, seperti Ciputat dan Pamulang, akan turun. ”Ada konsultan yang sedang meneliti soal ini, hasilnya memang belum ada. Namun, secara logika itu tentu bisa terjadi,” kata Rumahaben. Di tempat yang sama, Kepala Badan Lingkungan Hidup Tangsel Rahmat Salam mengatakan, pemakaian sumur oleh warga yang sebagian air permukaan tidak akan menyebabkan permukaan tanah turun. Penyebab permukaan tanah turun jika ada eksploitasi sumur dalam secara besar-besaran. Secara terpisah, pengamat lingkungan di Tangerang, Direktur Eksekutif Wahana Hijau Fortuna Romly Rovolvere, mengatakan, jangkauan pelayanan air bersih yang minim memang bisa berkorelasi terhadap kerusakan lingkungan, termasuk penurunan tanah. Ia menyebutkan, dari hasil riset yang dilakukan lembaganya, instalasi pengolahan air bersih di kawasan Tangerang sebagian besar justru melayani konsumen di Jakarta. ”Instalasi pengolahan air bersih di Tangerang itu 80 persen untuk melayani Jakarta. Hanya 20 persen untuk Tangerang,” katanya.Post Date : 11 Maret 2013 |