|
MAGELANG – Sedikitnya 42 dusun di 10 desa yang tersebar di lima kecamatan, Kabupaten Magelang mengalami kekeringan. Kondisi tersebut membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Kecamatan yang mengalami kekeringan tersebut adalah Kecamatan Dukun, Muntilan, Sawangan, serta Kecamatan Borobudur yang dihuni 3.798 kepala keluarga (KK). Secara keseluruhan diperkirakan terdapat 13.733 jiwa yang kesulitan mendapatkan air bersih. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang Joko Sudibyo menyatakan, berbagai kecamatan yang mengalami kekeringan itu berdasarkan laporan resmi dari pemerintahan desa yang bersangkutan. Mereka mengajukan surat secara resmi meminta dropping air bersih ke BPBD. “Untuk itu kita sedang mengusahakan bantuan air ke Bakorwil BNPB, BPBD Provinsi Jateng, dan lainnya. Sebab, jumlah maupun wilayah ini dimungkinkan bisa terus bertambah,” kata Joko kemarin. Dari total wilayah yang mengalami kekeringan, sebagian besar sudah diroping air bersih. Terutama bagi pemerintah desa yang sudah mengajukan. “Sepanjang masyarakat sudah mempersiapkan bak penampung air, BPBD bersama PDAM akan mengirimkan droppingair bersih. Diharapkan bantuan dropingair bersih dapat merata di setiap daerah,” katanya. Pihaknya sudah menyediakan anggaran sekitar Rp30.000.000 untuk mengatasi kekeringan. Dana tersebut hanya cukup untuk men-dropping air bersih sekitar 70 tangki dengan kapasitas per tangki 4.000 liter atau 5.000 liter. “(anggaran) Itu tidak cukup kayaknya. Kita nanti usahakan ke Bakorwil dan ke Provinsi Jateng,” ucapnya. Menurutnya, kekeringan yang melanda wilayah Magelang terjadi akibat dua faktor, yakni wilayah yang memiliki topografi struktur batuan seperti di Kecamatan Borobudur. “Kekeringan seperti di wilayah ini karena faktor alam,” ucapnya. Faktor kedua, wilayah yang mengalami kekeringan dikarenakan kerusakan irigasi di sekitar wilayah yang bersangkutan. Dia mencontohkan irigasi yang rusak di sekitar bantaran sungai yang berhulu di Merapi sehingga air sulit meresap ke tanah. Cekdam irigasi tidak berfungsi maksimal dan tidak lancar. “Apabila bendungan lancar, air dapat meresap ke tanah. Lalu, mata air sumur insya Allah akan bagus kembali,” ujar Joko. Kasi Pemerintahan Umum Pemerintah Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Hartanto Dwi Putro mengatakan desanya sudah kesekian kalinya meminta dropping air bersih ke BPBD. Bantuan itu memang sudah biasa disampaikan Pemdes Margoyoso untuk enam dusun yang kekurangan air bersih. “Sebenarnya di tempat kami sudah ada aliran air bersih. Namun, debit aliran air mengalami penurunan. Bahkan terkadang ada beberapa dusun yang macet. Untuk memenuhi kebutuhan, kami mengajukan bantuan dropping air bersih ke BPBD. Kami masih menunggu dropping air bersih itu,” ungkapnya. ● wikha setiawan Post Date : 12 September 2013 |