|
Kementerian Pekerjaan Umum memastikan pemenuhan sarana dan prasarana sanitasi yang memadai menjadi target dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2015 sehingga terus membangun sistem pengelolahan air limbah di perkotaan. Dirjen Cipta Karya Imam Sernawi mengatakan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi khususnya air limbah menjadi kegiatan prioritas pemerintah. Sanitasi sangat berkaitan erat dengan upaya peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. Saat ini Ditjen Cipta Karya tengah menyiapkan beberapa kota untuk dikembangka sistem air limbah terpadu. "Saat ini sedang dipersiapkan kota-kota baru yang akan dikembangkan sistem pengolahan air limbah terpusat skala kota yaitu di Palembang, Pekanbaru, Jambi, Cimahi dan Makassar," ujarnya dalam siaran pers, Minggu (12/5/2013). Imam menjelaskan tantangan yang kini dihadapi adalah penurunan kualitas air permukaan ataupun air tanah akibat tercemar limbah domestik yang tidak diolah dengan baik. Buruknya kualitas air itu menyebabkan membengkaknya biaya operasi untuk pengelolahan air baku. "Implikasi tersebut tentunya berpengaruh terhadap peningkatan tarif air minum. Di samping menurunnya kualitas hasil perikanan di sekitar badan air dan ancaman penyakit berbasis air bagi masyarakat yang mengambil air langsung dari badan air yang telah tercemar untuk kebutuhan sehari-hari," papar Imam. Hingga saat ini, Cipta Karya telah membangun dan mengembangkan sistem pengolahan air limbah terpusat skala kota di 13 kota besar di Indonesia. Mulai dari Medan, Parapat, Batam, DKI Jakarta, Tangerang, Bandung, Cirebon, Surakarta, DI Yogyakarta, Bali, Banjarmasin, Balikpapan hingga Manado. Jumlah tersebut melayani sekitar 1,2 juta jiwa atau 0,5% dari total penduduk Indonesia.
Post Date : 13 Mei 2013 |