|
Belum semua daerah memiliki akses untuk memperoleh air bersih apalagi
dalam musim kemarau panjang saat ini. Tidak tinggal diam, para mahasiswa
Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang menjalani kuliah kerja nyata
(KKN) di Desa Mutihkulon, Demak, Jawa Tengah pun memberikan solusi. Koordinator mahasiswa KKN Desa Mutihkulon Faiq menerangkan, dalam musim kemarau yang berkepanjangan saat ini, penduduk desa kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut mereka harus membeli air bersih seharga Rp2.000 per jeriken. "Saat ini sumur warga airnya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi dan cuci. Bahkan rasanya asin. Untuk memenuhi kebutuhan itu warga tiap hari membeli air dengan jeriken seharga Rp2.000. Kalau tidak musim kemarau, satu jeriken hanya Rp500," tutur Faiq, seperti dilansir dari laman Unnes, Kamis (2/10/2014). Setelah melakukan observasi, Faiq dan kawan-kawan menggandeng PDAM mengadakan program pengedropan air bersih di Desa Mutihkulon. Koordinator Lapangan KKN Aprila Niravita menyatakan, warga memperoleh bantuan 19 truk tangkai air bantuan dari PDAM 14 tangki dan lima tangki dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak. "Supaya adil untuk pembagiannya dibagi merata yakni satu truk tangki dibagikan satu RT dan berlangsung selama satu minggu," kata Aprilia. Post Date : 06 Oktober 2014 |