|
Abu vulkanik erupsi Gunung Kelud yang masuk ke saluran drainase di Yogyakarta akan menambah beban di saluran tersebut. "Pembersihan abu vulkanik dengan air yang hanya didorong masuk ke saluran drainase justru berpotensi menambah beban saluran karena bisa menjadi sedimen," kata Kepala Bidang Drainase dan Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta, Aki Lukman di Yogyakarta, Minggu. Menurut dia, pembersihan abu vulkanik sebaiknya dilakukan dengan menggunakan air secukupnya untuk membasahi lalu memasukkan abu ke karung untuk dibuang ke tempat yang aman. "Mungkin masyarakat merasa takut terkena dampak negatif akibat abu sehingga memilih langsung menyemprotnya dengan air masuk ke drainase," katanya. Selain pembersihan yang kurang hati-hati, hujan yang masih berpotensi turun di Kota Yogyakarta juga bisa membawa abu vulkanik tersebut masuk ke saluran air. "Petugas kami sudah mulai membersihkan inlet saluran drainase sebelum Gunung Kelud meletus. Setelah turun hujan abu, inlet kembali tertutup. Petugas pun sudah diturunkan untuk membersihkan inlet-inlet tersebut," katanya. Aki menambahkan, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta akan segera melakukan pelumpuran di saluran drainase yang ada, khususnya di saluran yang berada di jalan protokol. "Untuk volume abu yang menutupi Kota Yogyakarta, belum dihitung secara pasti. Di tepi jalan utama saja, tumpukan abu bisa mencapai empat centimeter. Tinggal mengalikan dengan panjang ruas jalan," katanya. Post Date : 17 Februari 2014 |