TANGERANG– Sistem drainase di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) buruk. Bahkan, sekitar 75% drainase di kota pemekaran tersebut tidak berfungsi. Hal itu terjadi karena tidak adanya penataan drainase ketika masih Tangsel masih menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang.
Pantauan SINDO di lapangan, sejumlah ruas jalan di Kota Tangsel tidak dilengkapi sistem drainase yang memadai. Bahkan, di beberapa titik drainase rata dengan jalan. Hal itu terlihat di Jalan Dewi Sartika, Jalan RE Martadinata, Jalan Otista, Aria Putra, Jalan Sukamulya, Jalan Merpati, Jalan Ki Hajar Dewantoro, Jalan WR. Supratman, Jalan Legoso, Jalan H Taip, dan beberapa titik jalan lainnya.
Akibatnya, ketika turun hujan aliran air langsung menggenangi jalan. Ditambah lagi kualitas jalan rendah, yang berdampak pada kemacetan. Tidak hanya itu, kondisi drainase juga tidak merata. Pada bagian tertentu, terutama di dekat kompleks perumahan kondisi drainase bagus karena disiapkan pengembang.
Sebaliknya, di perkampungan penduduk maupun lahan-lahan kosong nyaris tidak terlihat adanya drainase. Pemerintah Kota Tangsel tidak bisa berbuat banyak terhadap buruknya drainase tersebut. Sebab, rencana perbaikan drainase masih terkendala proses tender yang baru dimulai bulan ini. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Bina Marga, dan Pengairan Kota Tangsel Dendy Pryandana mengatakan,tahun ini secara bertahap akan merehabilitasi drainase.
Sedikitnya ada 66 titik drainase maupun gorong-gorong yang menjadi prioritas perbaikan dengan nilai proyek sekitar Rp16 miliar. “Tahun ini, yang kami prioritaskan rehabilitasi drainase dari jalan yang sudah direhabilitasi agar tidak rusak lagi akibat buruknya drainase,” ungkap Dendy kemarin. Dia mengakui sekitar 75% drainase di wilayah tersebut tidak berfungsi dengan baik sehingga mengakibatkan banjirnya jalan.
“Perbaikan dan pemeliharaan drainase untuk tahun ini belum terealisasi sehingga masih banyak ruas jalan yang mengalami banjir ketika hujan,”tuturnya. Perbaikan diprioritaskan terhadap 66 titik jalan yang seringkali mengalami banjir ketika hujan,seperti Jalan Siliwangi, Jalan Raya Pamulang Dua hingga Kecamatan Pondok Aren, Bintaro Jaya, dan Jalan Raya Serpong, BSD City. “Jalan tersebut menjadi langganan banjir karena salurannya yang kecil dan tersumbat sampah serta tanah.
Jadi, air yang masuk ke dalamnya tidak berjalan,”ungkapnya. Umumnya, saluran air ini merupakan saluran terbuka. Dengan demikian, saluran air tersebut mudah tertutup sampah, terutama di dekat pasar. Mereka sudah berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan untuk menyediakan bak sampah agar warga tidak membuangnya ke drainase. “Sesegera mungkin, pemeliharaan dan perbaikan itu dapat direalisasikan setelah tender selesai pada akhir April ini,”janjinya.
Selain soal drainase, di wilayah Tangsel terdapat jalan negara sepanjang 9,16 km,provinsi 48,9 km,perkotaan 137,77 km, dan lingkungan/desa 409,23 km.“Sebanyak masingmasing 5% atau 6,88 km dari jalan perkotaan rusak ringan dan sedang. Sementara 20% lainnya mengalami kerusakan berat,”ungkap Dendy. Jalan rusak tersebut secara bertahap direhabilitasi.Untuk jalan dengan kerusakan kecil, rehabilitasi dilakukan dengan sistem penambalan aspal menutup jalan yang berlubang.
Sementara jalan dengan tingkat kerusakan parah direhabilitasi melalui peningkatan kualitas jalan menjadi betonisasi. Pada 2009 rehabilitasi jalan pada 21 ruas sepanjang 13,23 km dan pada 2010 rehabilitasi meliputi 60 ruas sepanjang 57 km. Pada 2011 direncanakan merehabilitasi 120 ruas dengan panjang 57 km. Anggota Komisi D DPRD Kota Tangsel Salbini mengibaratkan Kota Tangsel seperti bayi yang baru lahir. Karena itu, pembangunannya harus ditata dari awal.
“Sebab, dulu waktu masih bersama dengan Kabupaten Tangerang, proyek pembuatan jalan tidak diiringi dengan pembuatan drainase.Jadi, tidak hanya banjir yang terjadi, tapi juga merusak jalan yang baru dibangun,”papar Salbini. Ke depan, DPRD telah menyetujui anggaran untuk Dinas PU,Bina Marga,dan Pengairan sekitar Rp150 miliar yang di antaranya adalah untuk membangun drainase.
“Jadi, ke depan kami dorong tidak hanya membangun jalan,tapi drainasenya juga tidak boleh terpisahkan,” tandas Salbini. M. Saiful,warga Pisangan, Ciputat Timur mengeluhkan kondisi drainase di Jalan Legoso maupun Jalan Ciputat Raya. Menurut dia, setiap turun hujan selalu terjadi genangan air. Akibatnya, jalan yang terbuat dari aspal hotmix cepat rusak.
Pihaknya berharap Pemkot Tangsel segera merealisasikan perbaikan drainase. “Saluran air di sini sebagian besar tidak berfungsi. Saluran banyak tersumbat sampah dan endapan lumpu karena tidak pernah ada pengerukan. Setiap turun hujan airnya selalu menggenangi jalan, dan ini membahayakan pengendara,”ungkap mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah ini. denny irawan
Post Date : 28 April 2011
|