Kementerian Lingkungan Hidup mencatat kerugian negara akibat minimnya
fasilitas sanitasi warga yang berdampak pada penurunan kualitas air tanah dan
sungai mencapai Rp 58 triliun
"Secara
nasional baru 56,2 persen rakyat Indonesia yang terakses dengan sarana sanitasi
memadai. Sisanya masih dilakukan secara liar," ujar Asisten Deputi Urusan
Pengendalian Sampah dan Limbah Domestik Kementerian Lingkungan Hidup Sony
Tribangun Laksono, dalam acara "Sanimas Award" di Bekasi, Rabu (12/6).
Masih
rendahnya akses masyarakat pada sanitasi ini kata dia, mengakibatkan biaya
pengolahan air menjadi membengkak serta menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
"Kerugian
negara hingga Rp 58 triliun ini dihitung dari penurunan kualitas air sungai dan
tanah yang menjadi sumber air baku masyarakat, biaya pengolahan air yang
tinggi, dan menurunnya derajat kesehatan masyarakat," katanya.
Sony
menambahkan pihaknya terus berupaya menambah fasilitas sanitasi di masyarakat
melalui program 'Stop Buang Air Sembarangan 2014' dalam rangka mencapai
"Millenium Development Goals". "Lokasi pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (Sanimas) terus ditingkatkan setiap tahunnya," katanya.
Menurut
dia program tersebut merupakan pengadaan sanitasi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Pada 2013 kata dia terdapat 344 lokasi Sanimas di 180
kota/kabupaten yang didanai APBN.
"Pembangunan
di lokasi lain juga berjalan dengan didanai sumber pembiayaan lain,"
katanya
Post Date : 13 Juni 2013
|