|
JAKARTA – Hujan deras yang mengguyur Ibu Kota, Rabu (1/5) menyebabkan sejumlah wilayah tergenang. Anak berusia 13 tahun bahkan tewas terseret arus di Jalan Serbet, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Korban bernama Achmad Zulfikar tewas setelah terseret air di got sekitar pukul 16.00 WIB. Kapolsek Pasar Minggu Kompol Adri Desas Furyanto mengatakan, korban ditemukan pukul 17.00 WIB di depan Musala Annur, Jati Padang. Korban yang diketahui warga Jalan TB Simatupang, Gang Solihan, Jati Padang, Pasar Minggu itu sebenarnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC), Pancoran. ”Namun, korban sudah meninggal saat perjalanan ke rumah sakit,” katanya kemarin. Insiden tersebut bermula saat korban dan temannya, Ari, 13, melintas di lokasi kejadian sepulang dari sekolah. Karena kurang hati-hati, korban terpelosok ke dalam got saat turun hujan deras. ”Korban tenggelam dan terbawa arus,” ujarnya. Menurut Adri, setelah menerima laporan kejadian tersebut, pihaknya langsung mendatangi TKP dan mencari korban bersama tim SAR. Hingga kini kasus tersebut masih dalam penyelidikan. ”Kita telah memeriksa orang tua korban yang bernama Dede R dan rekannya, Ari, berikut satu orang warga atas nama Ade,” ungkapnya. Hujan juga menyebabkan tembok penahan aliran air Kali Krukut di Jalan Canadiyanti, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan jebol. Puluhan rumah warga terendam air yang mencapai ketinggian 1 meter. Akses jalan alternatif dari Jalan Prapanca menuju ke Kemang ini pun tidak bisa dilewati kendaraan. Kepala Sudin Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Selatan Irvan Amtha menuturkan, tingginya volume air menyebabkan tembok yang dibangun masyarakat untuk menahan aliran Kali Krukut jebol. Menurut Irvan, volume air yang bertambah menyebabkan tekanan air semakin besar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Ery Basworo, pihaknya menggunakan bronjong untuk menutup tembok yang jebol. Bronjong dibuat sesuai besaran tembok yang jebol yaitu panjang sekitar 50 meter dengan tinggi 1,5 meter. Bronjong diperkuat dengan karung berisi pasir sehingga dapat meminimalisasi rembesan air. Kendala utama yang masih dihadapi petugas BPBD DKI Jakarta adalah belum surutnya luapan Kali Krukut. ”Posisi air masih tinggi, petugas belum bisa menggarapnya. Begitu air surut, kita langsung mulai pemasangan bronjong,” ucapnya. Sementara itu, hujan menyebabkan sejumlah jalan utama Jakarta Barat terendam air setinggi 20-50 cm. Meski hujan sudah tidak turun lagi, genangan air masih bertahan hingga kemarin sore. Berdasarkan pantauan, genangan air setinggi 20-50 cm terdapat di Jalan Panjang, tepatnya di Perumahan Greenville, Kebon Jeruk. Genangan air terlihat di perempatan lampu merah menuju arah Pesing maupun arah Kedoya. Akibatnya lalu lintas di wilayah tersebut mengalamikemacetanhingga1km. Genangan cukup parah juga terlihat di beberapa bagian Jalan Daan Mogot. Di depan Gedung Samsat Jakarta Barat menuju arah Kalideres, genangan air setinggi kurang lebih 50 cm masih belum juga surut. Meskipun kendaraan masih dapat melintas, arus lalu lintas di wilayah tersebut mengalami kepadatan cukup panjang. Beberapa pengendara sepeda motor bahkan harus menuntun kendaraannya lantaran tidak dapat menembus genangan air. Selain itu, di Jalan Tubagus Angke menuju arah Tambora maupun sebaliknya, genangan air setinggi 30 cm terlihat di sekitar gerbang Kompleks Duta Mas. Air dari Kali Angke juga masih meluap ke jalanan. Kepala Sudin Pekerjaan UmumTataAirJakartaBaratWagiman mengatakan, pihaknya sedang memetakan di titik mana saja yang tergenang. ”Kami baru turun ke lapangan, baru menyurvei. Tindakan jika diperlukan mungkin dengan menaruh pompa mobil di titik-titik yang tergenang air,” katanya. Wagiman menjelaskan, penyebab utama genangan di jalan adalah hilangnya lahan resapan air misalnya di Perumahan Greenvile, Kedoya Utara. Di Kota Bekasi, hujan menyebabkan saluran air dan Kali Cakung kembali meluap. Akibatnya, sekitar 600 rumah di empat perumahan kembali diterjang banjir dengan ketinggian air hingga 1 meter. Hingga kemarin siang genangan setinggi 10 cm terdapat di Kompleks Dosen IKIP, Bumi Nasio Indah, Buana Jaya, dan Graha Indah. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi Dadang Hidayat mengingatkan, empat perumahan itu memang langganan banjir saat musim hujan tiba. helmi syarif/ bima setiyadi/ abdullah m surjaya Post Date : 03 Mei 2013 |