|
Penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari makin meresahkan. Pasalnya, hal itu mengancam kondisi lingkungan tempat tinggal kita saat ini. Disamping itu, sampah plastik juga sangat susah untuk diurai oleh tanah. Berawal dari itu, komunitas peduli lingkungan dari Sekolah Tinggi Penerbangan (STP) Sahid Solo mengampanyekan bahaya plastik di Car Free Day (CFD) Jl Slamet Riyadi, Minggu (14/4). Dalam kampanye itu mereka juga membagikan 1.000 kantong re-usable bag berwarna hijau yang sangat menarik untuk menggantikan kantong plastik. Pemerhati lingkungan yang juga Chairman Sahid Educational Sport and Social Activity Weeks, Budi Waluyo, mengatakan sampah plastik kini tak hanya menjadi ancaman bagi alam, melainkan kehidupan manusia. Ia mencontohkan kondisi Samudra Pasifik dan beberapa sungai yang menjadi lautan sampah plastik. “Bayangkan jika kita memakan ikan dari sungai-sungai itu. Kita otomatis terpapar racun,” ujarnya. Pihaknya menyarankan untuk mulai beralih ke reusable-bag. Selain praktis, Budi mengatakan re-usable bag bisa digunakan berkali-kali. Dia menyebut tas jenis ini sudah banyak dijual dengan harga terjangkau. “Yang menjadikan sampah sebenarnya bukan barangnya, melainkan perilaku kita,”paparnya. Sementara itu, Koordinator Earth Hour Solo, Budi Prajitno, mengatakan kampanye diet kantung plastik tak boleh berhenti pada aktivitas pegiatnya. Namun, perubahan perilaku masyarakat menjadi tolak ukur keberhasilan gerakan itu. “Saat ini semua orang tergantung dengan plastik. Untuk itu, kita harus bijak agar penggunaannya tidak merugikan diri sendiri dan lingkungan,” ujarnya. Kampanye peduli lingkungan hidup bersama pegiat Earth Hour ini diawali longmarch mulai kawasan Purwosari sampai ke Gladak di Jalan Slamet Riyadi dan kembali ke Plasa Sriwedari. Post Date : 15 April 2013 |