Bencana Memaksa Warga Sukasirna Konsumsi Air Hujan

Sumber:inilah.com - 15 Mei 2013
Kategori:Air Minum

Kondisi itu terjadi pascabencana pergerakan tanah yang mengakibatkan 13 rumah ambles dan lebih dari 20 rumah lainnya terancam, Rabu (15/5) lalu.

Otoy (42), misalnya. Saat ini dia bersama warga lainnya kesulitan mendapatkan air bersih lantaran selang yang mengaliri pasokan air dari perbukitan tertimbun tanah longsor. Walhasil, dia terpaksa menggunakan air hujan yang sengaja ditampung. "Kami sangat membutuhkan bantuan pasokan air bersih," kata Otoy, Kamis (16/5).

Otoy mengaku, pergerakan tanah di permukimannya terus meluas. Sebetulnya, pergerakan terjadi sejak dua minggu lalu. Puncaknya terjadi pada Rabu (15/5) ketika hujan deras. "Hampir sebagian besar rumah di wilayah kami ambles. Pergerakan tanahnya mencapai 3-4 meter," ujarnya.

Otoy khawatir, bersamaan hujan deras saat ini pergerakan tanah akan semakin meluas. Dia bingung lantaran saat ini tempat tinggalnya hancur."Mudah-mudahan saja ada segera bantuan," tuturnya.

Bencana longsor dan pergerakan tanah di wilayah itu, selain menghancurkan belasan rumah, juga merusak setidaknya hampir 218.493 meter persegi lahan sawah, serta sebuah masjid.

Lahan sawah yang rusak itu satu di antaranya milik Ajat (40), warga lainnya. Dia mengaku mengalami kerugian lantaran sawahnya seluas hampir 34.695 meter persegi hancur. Saat ini lahan sawahnya menyerupai danau lantaran mencekung ke bawah dengan digenangi air hujan.

Selain sawah, harta Ajat yang ikut rusak adalah rumah. Bangunan rumahnya ikut ambles ke dalam tanah sehingga sudah tak bisa lagi dihuni. "Mudah-mudahan pemerintah bisa mengganti kerugian harta saya yang seadanya ini," ujarnya.

Camat Sukaresmi Asep Kusmanawijaya mengaku, belasan rumah dan sebuah bangunan masjid sudah tak bisa dipergunakan lagi akibat kejadian pergerakan tanah itu. Sedangkan puluhan rumah lainnya ikut terancam ambles. Dari hasil pendataan, jumlah kerugian materi belum bisa ditaksir. Hanya saja selain rumah dan masjid, yang terkena dampak pergerakan tanah itu adalah lahan sawah seluas hampir 218.493 meter persegi.

Asep menuturkan, pergerakan tanah memang terjadi secara bertahap. Dia juga khawatir dengan kondisi cuaca saat ini yang mungkin saja masih berpotensi terjadinya pergerakan tanah. "Kita lakukan pengamanan sementara agar tidak ada korban jiwa," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Ahmad Suhara menuturkan, untuk sementara ini seluruh warga yang rumahnya hancur mengungsi ke rumah sanak saudaranya. Beberapa rumah lainnya, kata Asep, ikut terancam lantaran kondisinya belum bisa dikatakan aman. "Kami secepatnya akan menerjunkan ahli geologi untuk meneliti kondisi kontur tanah di lokasi, apakah layak atau tidak untuk ditempati,” paparnya.

Untuk sementara ini, lanjut Asep, pihaknya sudah mengosongkan permukiman itu karena dinilai sangat berbahaya untuk ditempati. Untuk kebutuhan sehari-hari, Asep mengaku sudah menyalurkan bantuan logistik berupa beras untuk persediaan selama 7 hari, tikar plastik, serta mi instan. "Kami terus memantau kondisinya," pungkasnya.

 



Post Date : 17 Mei 2013