Pemerintah Kota Batam bekerjasama dengan Kawasan Industri Batamindo
mengolah air buangan menjadi air baku yang bisa digunakan kembali untuk
industri.
"Air buangan
industri diolah kembali untuk menjadi keperluan industri, sehingga mengurangi
pemakaian air baku," kata Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah Kota Batam Dendi Purnomo usai penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Batamindo di Batam, Rabu.
Ia mengatakan
dengan pengolahan kembali air buangan menjadi air baku diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan pada sumber air baku baru, mengingat air bersih Batam
terbatas.
Pengolahan air
buangan industri menjadi air baku merupakan proyek awal, dan baru pertama kali
di Indonesia. Diharapkan proyek itu berhasil agar bisa diikuti kawasan serupa
di Indonesia.
Bapedalda memilih
Batamindo sebagai mitra dalam "pilot project" itu karena penggunaan
air bersih di kawasan industri itu merupakan yang terbesar di antara kawasan
industri lainnya di Batam.
"Selain itu,
karena pengelolaan air di Batamindo selama ini sudah standar, tapi masih
dibuang ke laut," kata dia.
Mengenai pembiayaan
proyek itu, kata dia, akan dibahas kemudian. "Bisa saja dari Batamindo,
kalau tidak, dari pemerintah," kata dia.
Di tempat yang
sama, General Majager PT Batamindo Investment Cakrawala, John Sulistiawan
mengatakan nantinya, jika proyek berjalan, air buangan dari industri yang ada
akan dikelola kembali menjadi air baku untuk industri lagi. Air baku belum akan
digunakan untuk konsumsi manusia.
"Sebenarnya
bisa saja untuk konsumsi manusia, karena hasilnya, air bersih sekali, tapi
tentu ada aspek psikologis, orang akan tidak mau meminumnya," kata dia.
Mengenai mesin, ia
mengatakan pihaknya bersama Pemkot Batam masih memilih teknologi apa yang tepat
digunakan, kemungkinan besar yang sejenis RO.
Teknologi itu baru
akan diterapkan sekitar 2015, dua tahun setelah penandatanganan MoU.
Selama ini,
Batamindo mengkonsumsi 7.500 meter kubik air per hari, termasuk untuk kebutuhan
industri dan rumah tangga pekerja yang tinggal di dalam asrama kawasan industri.
Dari 7.500 meter
kubik air itu, sebanyak 6.0000 meter kubik per hari di antaranya akan dikelola
dan kemungkinan akan menghasilkan 5.000 meter kubik air baku.
Post Date : 20 Juni 2013
|