Air Siap Minum Hadir di 11 Wilayah, Pemerintah Undang Swasta

Sumber:nefosnews.com - 27 April 2014
Kategori:Air Minum


Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menggelar lelang proyek air bersih siap minum yang didistribusikan melalui pipa-pipa ke konsumen rumah tangga di 11 wilayah.

Lelang proyek tersebut terbuka untuk pihak swasta. Pemenangnya akan menjadi operator air bersih siap minum di Lampung, Semarang Barat, Semarang Selatan, Pondok Gede dan Bali Selatan.

Kemudian di Lamongan, Jati Gede, Karyan, Karimun, Bogor dan Lombok Utara. Kapasitas air bersih yang dialiri dari 200 liter per detik hingga 3.500 liter per detik.

Skema kerja sama yang ditawarkan PU ke investor swasta melalui Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) maupun bisnis (Business to Business). “Dari kedua program itu, memang yang paling banyak adalah skema B to B, tapi nilainya kecil tidak sebesar KPS,” kata TGamin Zakaria, Kepala Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian PPU di Jakarta, Minggu (27/4/14).

PU berpendapat, menggandeng pihak swasta dalam penyediaan air minum masyarakat adalah langkah yang tepat. Sudah ada contoh suksesnya, yakni PT Aetra Air Tangerang (Aetra Tangerang) yang mengelola air bersih siap minum di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.

Instalasi pengolahan air PT Aetra Air Tangerang berkapasitas 900 liter per detik. Mampu melayani 70.000 sampai 72.000 pelanggan, atau sekitar 360.000 masyarakat di lima kecamatan Kabupaten Tangerang, yakni Kecamatan Sepatan, Pasar Kemis, Cikupa, Balaraja dan Jayanti.

“Kinerja Aetra Tangerang memang sangat bagus. Ini juga karena mereka memiliki sistem baru, sehingga kebocorannya sangat kecil, cuma empat persen,” kata Dani Suciono, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementrian PU.

Peralatan Tua PDAM

Aetra Tangerang dianggap berhasil karena dikelola secara profesional. Berbeda dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang menurut Dani memiliki manajemen yang kurang profesional.

Peluang bisnis air bersih di Indonesia jelas sangat prospektif. Namun, sayang infrastruktur yang dimiliki PDAM rata-rata sudah berusia sangat tua. Tak heran jika kemudian tingkat kebocorannya tinggi, rata-rata mencapai 35 persen.

“Banyak PDAM di daerah yang tarifnya sangat rendah, bahkan 70 persen tarif lebih rendah dari biaya operasi. Jadi bagaimana bisa bertahan? Untuk itu diperlukan peran Pemda agar tarif dapat disesuaikan setiap dua tahun sekali,” kata Dani.

Jadi, suka atau tidak suka, pemerintah saat ini membuka opsi swasta dalam menyediakan kebutuhan air masyarakat. (anila)

Keterangan Foto : Pengelolaan Air oleh PT Aetra Air



Post Date : 28 April 2014