71 Desa Kesulitan Air

Sumber:Kompas - 31 Juli 2007
Kategori:Air Minum
Kebumen, Kompas - Kekeringan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, kini sudah melanda 71 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Kekeringan itu telah mengancam 61.409 jiwa penduduk, karena air bersih yang layak dikonsumsi semakin sulit diperoleh.

"Kondisi kekeringan paling berat hampir merata terjadi di setiap desa itu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Kebumen Adi Nugroho dalam siaran persnya, Senin (30/7).

Umumnya, kata dia, desa-desa yang mengalami kekeringan itu berada di daerah sekitar pegunungan bagian utara dan selatan Kebumen. "Mereka kesulitan memperoleh air bersih karena sumber air yang ada di sana mulai menurun," ujarnya.

Ditambahkannya, di Kebumen biasanya ada 15 kecamatan yang rawan kekeringan.

Selain mendistribusikan air bersih, Pemkab Kebumen bersama PDAM setempat juga sudah mulai mengeksplorasi satu mata air dan memasang dua unit pompa distribusi di Waduk Sempor. Yakni dengan memanfaatkan sumber air baku dari mata air Goa Barat di Dusun Palamarta, Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah.

Pintu irigasi jadi rebutan

Di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pintu air irigasi mulai menjadi rebutan masyarakat. Akibatnya, sistem gilir giring air ke persawahan terancam tidak dapat dilakukan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Cirebon Ali Efendi mengatakan, 130 hektar sawah di Kecamatan Kapetakan dan Astana Japura saat ini sudah kering. Tanaman padi terancam puso. Oleh karena itu, para petani sangat membutuhkan air. Sayangnya, pompa air tidak bisa lagi digunakan karena debit air menyusut.

Pada daerah yang masih beririgasi, satu-satunya harapan adalah pintu air. "Pada musim kemarau pintu air jadi rebutan itu biasa, begitu pula dengan munculnya preman penjaga pintu air," kata Ali.

Menurut Ali, pintu air di daerah Gegesik dan Ciwaringin seringkali dijadikan rebutan, karena daerah itu merupakan daerah yang sistem gilir giring atau pengairan secara bergilir dengan kawalan. Di Cirebon, setidaknya ada 32 pintu air yang rawan menjadi rebutan.

Masih di Jawa Barat, sejumlah situ di Kabupaten Purwakarta saat ini mulai mengering. Debit air yang mengalir ke sawah-sawah juga menurun. Agar bisa sampai ke petak sawah, petani harus menggunakan pompa.

Dedeng (51), Pengamat Sungai dan Irigasi Perum Jasa Tirta II untuk Wilayah Wanayasa dan Purwakarta, mengatakan, volume air tersedia di sejumlah bendungan dan situ rata-rata 40 persen. Jika distribusi dilakukan dengan sistem gilir giring, lanjutnya, air masih bisa dipasok 30 hingga 60 hari ke depan. "Debit air terus menurun sejak hujan berhenti beberapa pekan lalu," katanya.(CHE/NIT/MKN/ITA/MDN)



Post Date : 31 Juli 2007