|
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mengurangi banjir, ruas Cengkareng Drain sepanjang 7,84 kilometer di wilayah Jakarta Barat sampai Sunter, Jakarta Utara, akan dikeruk dengan jumlah endapan galian mencapai 1.624 meter kubik. Selain itu, lebar kali akan dirapikan menjadi 60-70 meter. Dengan demikian, daya tampung air Cengkareng Drain bakal meningkat dari 200 meter kubik per detik menjadi 500 meter kubik per detik. Demikian disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Imam Santoso saat meresmikan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) tak jauh dari pintu air Cengkareng Drain, Kamis (21/11) pagi. JEDI dilaksanakan Kementerian PU dan Pemprov DKI. ”Pengerukan ini menurut rencana selesai dalam 1,5 tahun-2 tahun. Setelah dikeringkan di tepian kali, endapan lumpur akan dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) lumpur di Ancol. Adapun sampahnya akan dibuang di TPA sampah di Bantar Gebang, Bekasi,” ucap Imam. Imam menjelaskan, proyek pengerukan di Cengkareng Drain sampai arah hulu sepanjang 7,84 kilometer dan penguatan tebing kali sepanjang 4,6 kilometer digolongkan dalam paket proyek 2A senilai Rp 209,8 miliar. Dana berasal dari pinjaman International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Belanda pengalaman Pemerintah Belanda membagi pengalaman dengan Indonesia tentang pengelolaan air terkait penanganan banjir dan pemenuhan air bersih. Setiap tiga bulan, tenaga ahli dari perkumpulan kota-kota di negeri itu bertemu dengan pejabat pemerintah pusat dan daerah. Diharapkan ada terobosan pengelolaan air yang selama ini belum maksimal. Sejalan dengan itu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengunjungi Waduk Pluit di Jakarta Utara, Kamis. Rutte melihat penataan waduk yang dulunya kumuh itu untuk pengendali banjir dan ruang terbuka. ”Belanda punya pengalaman panjang dalam hal water management, terutama pemenuhan air bersih dan penanganan banjir. Hal ini yang akan dibagi dalam bentuk technical assistant,” kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat mendampingi Perdana Menteri Belanda di Waduk Pluit. Rutte tiba di Waduk Pluit pada pukul 15.35 didampingi Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Mereka langsung menuju Stasiun Pompa Timur Pluit. Sesaat setelah itu, Rutte dan rombongan bergerak menuju Taman Pluit di sisi barat waduk. Rutte mengapresiasi relokasi 1.600 keluarga dari Waduk Pluit ke tempat yang lebih layak. Pada saat yang sama, dia heran mengapa masih ada warga tinggal di area waduk yang dapat membahayakan keselamatan. Rutte juga melihat proses pengerukan waduk yang saat ini sedang berjalan. Selanjutnya, rombongan menuju kawasan permukiman padat yang belum direlokasi di sisi timur waduk. (WIN/ZAK/NDY) Post Date : 22 November 2013 |