Sebagian besar masyarakat Desa Sungai Alam, Kecamatan Bengkalis kembali
mengeluhkan kondisi sumur mereka yang mulai kering sejak dua minggu
terakhir.
Kondisi
tersebut merupakan siklus tahunan ketika musim kemarau datang. Belum ada upaya
kongkret yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan ini.
Dua
minggu terakhir, sejumlah warga terpaksa mengangkut air dari parit-parit yang
masih mengalir, terutama Sungai Alam bagian Darat.
Ada
yang menggunakan jerigen 5 liter lalu disangkutkan di sepeda kayuh, ada pula
yang menggunakan jerigen besar lalu diangkat dengan gerobak atau keranjang
rotan.
”Air
perigi (sumur, red) sudah mengering, kalaupun ada airnya sudah payau bahkan
asin. Terkadang kami gunakan juga untuk kebutuhan mandi. Kalau untuk masak dan
minum juga mencuci, biasanya kami angkut air dari darat. Dalam satu hari bisa
berkali-kali kami angkut,” ungkap Ruslah (60) warga Desa Sungai Alam, Selasa
(25/6).
Sebagian
besar warga Sungai Alam yang tinggal di pesisir Selat Bengkalis, dipastikan
mengalami kondisi tersebut setiap kali musim kemarau datang. Tidak hanya Sungai
Alam, beberapa desa lain yang mengalami kasus yang sama.
Seperti
warga Dusun Buyung dan Parit Lapis Desa Kembung Luar serta sebagian besar warga
Desa Teluk Lancar, Kecamatan Bantan, saban tahun saat terjadi kemarau mereka
mengaku kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
”Kondisi
seperti ini terjadi sudah bertahun-tahun, bukan sekali dua kali masyarakat
menjerit menyuarakan kepedihan dan berharap pemerintah membangun fasilitas air
bersih, nyatanya sampai saat ini kondisi seperti masih saja terjadi,” keluh
Sahuri warga Dusun Buyung Kembug Luar.
Kalaupun
fasilitas air bersih seperti PDAM belum memungkinkan dibangun di daerah mereka,
setidaknya kata Sahuri pemerintah membangun sumur bor. Untuk satu dusun, bisa
dibangun tiga sampai 4 sumur bor, sehingga masyarakat tidak mandi air laut.
”Di
daerah kami satu bulan saja tidak turun hujan, air di parit dan di sumur-sumur
sudah asin rasanya. Jadi kami sangat-sangat bermohon agar pemerintah peduli
dengan kondisi ini. Dengan kekuatan anggaran yang ada saat ini, rasanya tak
sulit membangun tiga sampai empat buah sumur bor setiap dusun,” kata Sahuri
lagi.
Terpisah,
anggota DPRD asal Bantan, Sofyan baru-baru ini mengatakan, dirinya juga
menerima keluhan sejumlah warga, terutama mereka yang tinggal di pesisir Selat
Melaka.
”Kita
sudah menghubungi salah satu SKPD untuk membangun sumur bor di Dusun Buyung,’’
jelasnya.
”Kita
turut prihatin dengan kondisi ini, apalagi sudah terjadi puluhan tahun.
Mudah-mudahan ada solusi cepat dari pemerintah daerah,” harap Sofyan.
Post Date : 27 Juni 2013
|