|
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tomohon mengusulkan kenaikan tarif air menjadi Rp 3 ribu per meter kubik untuk klasifikasi rumah tangga kepada Wali Kota Jimmy Eman. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengoptimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat yang menjadi pelanggan, setelah harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan oleh pemerintah. “Tarif air di Tomohon selama ini paling murah dibandingkan dengan daerah lainnya, makanya akan dinaikkan dari Rp 2 ribu menjadi Rp 3 ribu per meter kubik untuk skala rumah tangga, karena ada pengaruh juga dari kenaikan harga BBM bersubsidi yang berdampak pada meningkatnya biaya operasional untuk menyiapkan air bersih lebih memadai bagi masyarakat,” jelas Jeffry Polii, Direktur Utama PDAM Kota Tomohon, kemarin. PDAM Kota Tomohon menurut Poliij juga membedakan tarif untuk usaha dan rumah tangga, dimana untuk skala usaha nilainya lebih tinggi, yakni Rp 3.600 per meter kubik. “Karena pemanfaatan air untuk usaha mendatangkan keuntungan, makanya tarif mereka lebih tinggi dibandingkan skala usaha, yakni Rp 3.600. Sudah diusulkan ke Pak Wali Kota, tinggal menunggu keputusan saja,” tegasnya. Diusulkannya kenaikan tarif tersebut kata dia, tujuannya untuk optimalisasi pelayanan air bersih kepada masyarakat di Kota Tomohon, yang kian hari menunjukkan peningkatan dengan dibenahi berbagai jaringan yang rusak dan kurang, sejak dimekarkan dari Minahasa. “Jaringan air hampir tersebar merata di Tomohon, daerah yang awalnya tak dialiri air bersih, kini sudah bisa menikmatinya. Bahkan, kebocoran yang ada sudah diperbaiki, sehingga air mengalir dengan lancar,” kata Polii. Terpisah, Kiky Sualang, warga Paslaten I Lingkungan III berharap PDAM Kota Tomohon tak serta merta mengusulkan kenaikan harga air, tapi lebih dulu membenahi pelayanan kepada masyarakat, sebab selama ini banyak masyarakat yang belum menikmati air bersih dengan optimal. “Di wilayah kami saja, air PDAM sering macet atau tidak mengalir, jadi bagaimana bisa dengan kondisi seperti itu, tarif sudah dinaikkan. Benahi dulu pelayanannya,” ungkapnya. Soal berapa tarif yang akan dinaikkan tambah Kiky tidak menjadi masalah, asalkan air dapat mengalir lancar 1x24 jam penuh di rumah warga. “Meski harganya tinggi, tapi air tersedia 1x24 jam penuh tidak masalah bagi kami. Jangan justru kami dibiarkan tanpa air, sehingga harus membeli dari sumur warga disekitar rumah,” tukasnya.
Post Date : 10 Juli 2013 |