70 Juta Penduduk Indonesia BAB di Sembarang Tempat

Sumber:Suara Pembaruan - 08 Desember 2009
Kategori:Sanitasi

[JAKARTA] Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 29% atau sekitar 70 juta penduduk belum berperilaku benar atau sembarangan dalam buang air besar (BAB). Baru 71% penduduk berumur 10 tahun ke atas sudah berperilaku benar BAB, 46,3% rumah tangga (RT) yang mempunyai tangki septik sebagai tempat penampungan tinja, dan 23% penduduk di atas 10 tahun yang berperilaku benar cuci tangan pakai sabun (CTPS).

Selain itu, menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (Depkes) Profesor Tjandra Yoga Aditama, Minggu (6/12) di Jakarta, 91,3% masyarakat merebus air sebelum diminum, namun 21% tidak dikelola dengan pewadahan yang baik/tertutup. Sebanyak 73,4% RT tidak mempunyai tempat penampungan sampah di dalam rumah, baru 25,2% RT yang memiliki saluran air limbah tertutup.

Menghadapi berbagai permasalahan kesehatan lingkungan itu, katanya, dikembangkan strategi baru dalam upaya preventif dan promotif, yaitu Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) mencakup 5 pilar. Pertama, stop BAB sembarangan, kedua CTPS, ketiga PAM di tingkat RT, keempat mengelola sampah dengan benar, kelima mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

Dikatakan, STBM telah diadopsi dan diimplementasikan di 228 kabupaten/kota dan sejumlah daerah telah menyusun perencanaan strategis pencapaian sanitasi total dalam pembangunan sanitasi. STBM merupakan prioritas nasional dengan sasaran 20.000 desa sebagai target dalam tahun 2010-2014 dan merupakan kesatuan Program Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) untuk mencapai target penduduk Indonesia setop BAB sembarangan tahun 2014.

"Untuk mempercepat PPSP diperkuat upaya preventif dan promotif sebagai fokus 5 tahun ke depan, antara lain implementasi, advokasi dan kampanye peningkatan penyehatan lingkungan dan perubahan perilaku higienis melalui akselerasi 5 pilar STBM dan memastikan STBM diadopsi dan diimplementasikan oleh semua kabupaten/kota," kata Tjandra.

Ancaman DBD

Di samping itu, pada musim hujan saat ini ia mengingatkan masyarakat waspada demam berdarah dengue (DBD). Untuk mengindari penyakit yang belum ada obat ataupun vaksinnya ini, masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan, melakukan pemberantasan jentik nyamuk dengan 3M Plus (mengubur, menguras, dan menutup plus hindari gigitan nyamuk).

Sejak Januari - Oktober 2009, DBD telah menelan 1.013 korban jiwa dari total penderita sebanyak 121.423 orang (tingkat kematian/ CFR 0,83). Jumlah ini meningkat dibandingkan periode tahun 2008, yaitu 953 orang meninggal dari 117.830 kasus (CFR 0,81).

Dari kasus yang dilaporkan selama tahun 2009, tercatat 10 provinsi yang menunjukkan kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat (29.334 kasus 244 meninggal), DKI Jakarta (26.326 kasus 33 meninggal), Jawa Timur (15.362 kasus 147 meninggal), Jawa Tengah (15.328 kasus, 202 meninggal), Kalimantan Barat (5.619 kasus, 114 meninggal), Bali (5.334 kasus, 8 meninggal), Banten (3.527 kasus, 50 meninggal), Kalimantan Timur (2.758 kasus, 34 meninggal), Sumatera Utara (2.299 kasus, 31 meninggal), dan Sulawesi Selatan (2.296 kasus, 20 meninggal)," ujar Tjandra.

Beberapa provinsi yang mengalami peningkatan kasus dibandingakan tahun 2008 adalah Jambi, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Papua.

Korban akibat DDB diperkirakan terus bertambah terutama pascabanjir, pergantian musim, dan pada waktu curah hujan jarang terjadi di mana banyak penampungan air seperti vas bunga, tendon air/water toren, bak mandi, tempayan serta ban bekas, kaleng bekas, botol minuman bekas dan sebagainya yang dekat dengan lingkungan pemukiman penduduk tidak dibersihkan, sehingga menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti penular DBD.

Efektif 2 Jam

Nyamuk ini juga menularkan penyakit cikungunya yang menyerang otot-otot dan menimbulkan nyeri berat. Menggigit pada siang hari dengan waktu efektif 2 jam setelah matahari terbit (pukul 08.00-12.00 dan beberapa jam setelah matahari tenggelam (pukul 15.00 - 17.00). Setelah digigit nyamuk, antara 3 - 14 hari kemudian atau biasanya 4 - 7 hari akan menunjukkan gejala atau tanda-tanda DBD.

Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti, yaitu menggunakan obat nyamuk oles (repelen), menggunakan kelambu bila tidur siang, dan usir nyamuk dengan obat nyamuk bakar/ semprot, baik di dalam maupun di luar rumah pada pagi dan sore hari. [N-4]



Post Date : 08 Desember 2009