|
Pandeglang, Kompas - Hujan yang mengguyur wilayah selatan Kabupaten Pandeglang, Banten, dua hari terakhir mengakibatkan tujuh kecamatan di kabupaten itu terendam banjir. Ribuan rumah, jalan, serta sawah terendam air setinggi 0,5-2 meter. Bahkan, sebuah kecamatan terisolasi karena jalan penghubung juga terendam. Berdasarkan pantauan, Minggu (30/12), tujuh kecamatan yang terendam itu adalah Pagelaran, Patia, Panimbang, Sukaresmi, Sindangresmi, Munjul, dan Angsana. Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Ciliman, Cilemer, Cimoyan, Cibima, dan anak sungai lain. Kondisi terparah terjadi di Kecamatan Patia. Sembilan desa di sana, yakni Surianeun, Idaman, Cimoyan, Rahayu, Ciawi, Patia, Babakan Keusik, Pasir Gadung, dan Turus, terendam. Sedikitnya, 2.300 keluarga yang tinggal di 1.100 rumah terendam. "Mereka berada di sejumlah permukiman di enam desa. Sedangkan tiga desa, yakni Babakan Keusik, Pasir Gadung, dan Turus, hanya sawahnya yang terendam," ujar Camat Patia Ali Kohar. Ketinggian air di permukiman penduduk Desa Surianeun berkisar 0,5 meter hingga 1 meter. Lebih parah lagi kondisi Desa Idaman, ketinggian air di permukiman antara 0,5 meter dan 2 meter. Selain permukiman penduduk, jalan penghubung Kecamatan Pagelaran-Patia juga terendam banjir. Akibatnya, mobil atau kendaraan besar lain yang biasa mengangkut bahan pangan dari dan ke Patia tidak bisa lewat. Untuk menuju sembilan desa di Kecamatan Patia, warga terpaksa menumpang perahu kayu berukuran kecil dengan tarif Rp 5.000-Rp 20.000, tergantung dari jarak dan jenis barang yang dibawa. Bukan hanya bahan pangan, sepeda motor milik warga juga diangkut dengan perahu. Sekitar 2.300 hektar sawah di Patia juga terendam air setinggi sekitar 1,5 hingga 2,5 meter. Akibatnya, 47 hektar tanaman padi siap panen serta 2.253 hektar tanaman padi berusia 5-25 hari terendam. Sementara itu, di Panimbang, banjir merendam 113 rumah di Desa Bojen, Panimbang, dan Mekarsari. Sejumlah ruas jalan yang menghubungkan daerah Panimbang, Sukaresmi, Sindangresmi, Angsana, hingga Munjul juga terendam air. Banjir tahunan Banjir di daerah sekitar aliran Sungai Ciliman, Cilemer, serta anak sungai lainnya memang selalu terjadi setiap tahun. Karena sudah terbiasa, warga di daerah itu selalu membangun rumah dengan fondasi tinggi, antara 1 meter dan 1,5 meter. Warga juga sudah mempersiapkan langit-langit rumah mereka untuk menyimpan barang dan tempat tinggal sementara selama banjir belum surut. Warga berharap pemerintah segera mengatasi banjir. "Pembuatan sudetan baru sampai di Desa Tegal Papak (Kecamatan Pagelaran) di dekat pantai. Kalau sudetan sampai Desa Idaman, pasti tidak ada banjir lagi," kata Salman, Kepala Desa Idaman, Patia. (NTA) Post Date : 31 Desember 2007 |