7 Kecamatan Bersanitasi Buruk

Sumber:Pikiran Rakyat - 11 Desember 2010
Kategori:Sanitasi

BANDUNG, (PR).- Tujuh kecamatan di Kota Bandung tergolong area bersanitasi buruk. Berdasarkan hasil analisis tim Pokja Sanitasi Kota Bandung, ketujuh kecamatan tersebut adalah Sukasari, Cicendo, Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Gedebage, dan Panyileukan.

Sekretaris Pokja Sanitasi Kota Bandung yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Gunadi S. Bhinekas mengatakan, umumnya area tersebut berada di pemukiman kumuh dan kawasan sempadan sungai.

"Dari 10 indikator pola hidup bersih, terdapat empat indikator yang berhubungan langsung dengan sanitasi, yaitu penggunaan air bersih, cuci tangan pakai sabun, jamban keluarga, dan pemberantasan jentik nyamuk," ujarnya saat ditemui di Auditorium Rosada Balai Kota Bandung, Jumat (10/12).

Berdasarkan hasil Environmental Health Risk Assessment (EHRA), sumber air minum di Kota Bandung masih mengandalkan PDAM dan sumur gali. Tetapi berdasarkan penelitian, sumber air minum dari sumur gali daerah kumuh, 48,3 persen air minum yang diperiksa tercemar bakteri E. coli.

"Selain itu, 30 persen depot air minum tidak memenuhi persyaratan karena tercemar bakteri. Oleh karena itu, perlu penilaian kualitas dan kuantitas yang memenuhi kesehatan masyarakat," katanya.

Menurut Gunadi, hampir seluruh rumah tangga di Kota Bandung memiliki akses jamban. Akan tetapi, menurut dia, lebih dari 50% tidak mempunyai septic tank dan tidak terakses pada sistem perpipaan air limbah PDAM.

"Indikasi ini meyakinkan hasil pengamatan lain, yaitu penggunaan sungai sebagai saluran air limbah," ujarnya.

Gunadi menuturkan pula, rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan sanitasi layak di Kota Bandung, antara lain disebabkan terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap sumber daya sanitasi, masih rendahnya kemampuan masyarakat dan pelaku pembangunan sanitasi, serta belum mantapnya sistem pembiayaan sanitasi.

Akibat buruknya sanitasi terutama di sektor drainase lingkungan dan persampahan, terdapat timbulan penyakit seperti ISPA, TBC, dan flu burung. "Yang paling berbahaya adalah tingkat penyakit demam berdarah yang masih tinggi, hanya dua dari 30 kecamatan yang berisiko rendah," katanya.

Saat ini, tutur Gunadi, sistem drainase Kota Bandung pada umumnya memanfaatkan beberapa sungai besar, yaitu Cikapundung dan Citarum. Sungai-sungai tersebut dipergunakan sebagai saluran induk dalam pengaliran air hujan dan juga digunakan untuk keperluan MCK.

Urbanisasi


Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda mengatakan, tingginya urbanisasi dan jumlah penduduk yang semakin bertambah, tidak sebanding dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan. Akibatnya, timbul pemukiman padat dan kumuh, semrawut, macet, dan tidak nyaman.

"Kami akan berusaha meningkatkan pasokan sumber daya air di PDAM. Sanitasi di bantaran sungai dan MCK Komunal juga akan kita perbaiki, agar limbah rumah tangga tidak langsung mengalir ke sungai," ucapnya. (A-175)



Post Date : 11 Desember 2010