|
Pontianak, Kompas - Tujuh jembatan yang terbuat dari beton dan kayu di Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, ambruk akibat diterjang luapan air Sungai Abadi yang melintasi kawasan itu. Ambruknya tujuh jembatan itu selain mengakibatkan terhentinya hubungan dengan daerah lain juga mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Pelaksana Tugas Kepala Subbagian Bina Marga Kantor Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bengkayang J Herman, Kamis (30/12), mengatakan, angkutan roda empat lumpuh total, sementara angkutan orang terpaksa menggunakan penyeberangan darurat. Herman mengungkapkan, tiga di antara tujuh jembatan yang diterjang banjir Selasa sore itu hanyut terbawa banjir. Tiga lainnya rusak berat dan satu rusak ringan dan tidak bisa dilewati kendaraan. Menurut Herman, derasnya arus banjir di sungai itu antara lain disebabkan banyaknya penambangan emas liar di sepanjang aliran sungai sehingga kontur sungai menjadi tak beraturan. Ketika terjadi hujan lebat, arus air menjadi liar dan menerjang apa saja yang menghalangi, termasuk jembatan. Menanggapi keadaan itu, Gubernur Usman Jafar menyerukan para bupati dan wali kota se-Kalbar mulai sekarang mengantisipasi bencana banjir. Selain di Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Landak juga dilanda banjir. Gubernur Usman juga menerima laporan terputusnya jalan negara di ruas Sintang-Kapuas Hulu. Kepala Subbagian Bina Marga Kantor Dinas Kimpraswil Kalbar Fachraini mengatakan, saat ini kondisi kerusakan jalan yang paling parah terjadi pada ruas Sintang-Putussibau sepanjang sekitar 265 kilometer, terutama pada daerah Bongkong-Tepuai. Sekitar 50 unit bus dari beberapa perusahaan yang biasa melayani trayek Pontianak-Putussibau menghentikan operasi mereka sejak Kamis lalu karena sopirnya tidak berani mengambil risiko. Bus hanya melayani sampai Kota Sintang (402 kilometer dari Pontianak). Sungai Musi meluap Sekitar 70 rumah penduduk di beberapa kelurahan di Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan, juga terendam akibat naiknya permukaan air Sungai Musi sejak sepekan ini. Warga terpaksa mengungsi ke rumah-rumah tetangga yang lebih tinggi. Rumah penduduk di tepi Sungai Musi yang terendam itu antara lain berada di Desa 7 Ulu, 5 Ulu, dan 4 Ulu, dan 3 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, dengan ketinggian air sekitar setengah meter di atas lantai rumah panggung. Banjir dan longsor Sementara itu, sejumlah sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, juga meluap. Sebanyak 10 rumah di Desa Karangsari, Kecamatan Kemangkon, dan satu jembatan di Kertanegara rusak karena tebing sungai longsor dan banjir. Sejumlah desa di Kemangkon tergenang, yaitu Desa Jetis, Karangsari, Tanjungmulih, dan Tamansari. Sekitar 230 rumah terendam meski hanya beberapa jam. Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko, Kamis, mengimbau agar masyarakat tetap waspada. Dikatakan, banjir akan terus mengancam daerah tersebut karena hujan akan terus mengguyur Purbalingga. Di Demak Kabupaten Demak juga dilanda banjir. Kecamatan Guntur, Mranggen, dan Sayung terendam air akibat bobolnya sejumlah tanggul di Kali Dolok serta meluapnya Kali Setu dan Kali Tuntang. Tidak ada korban jiwa maupun penduduk yang terpaksa mengungsi akibat banjir tersebut. Namun, sejumlah rumah penduduk, pekarangan, dan sawah yang sarat dengan tanaman padi tergenang air rata-rata setinggi 30 sentimeter. (FUL/IAM/ANA/SUP) Post Date : 31 Desember 2004 |