Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Priyatna, mengatakan Indonesia
akan menghadapikelangkaan air bersih dalam beberapa tahun kedepan.
Sebab, kata Dedy, aliran mata air kebanyakan tidak
ditampung dan langsung masuk ke laut. "Indonesia berlimpah air, tapi daya tampungnya sangat rendah," kata dia dalam
paparan di kantornya, Selasa, 24 Desember 2013.
Data Bappenas tahun 2012 menyebutkan daya tampung
air di Indonesia hanya mencapai 54 meter kubik per kapita per tahun. Angka ini
jauh lebih rendah dari kebutuhan air sebanyak 1.975 meter kubik per kapita per
tahun.
Menurut Dedy, fakta tersebut menunjukkan peringkat
Indonesia dalam hal penyediaan air yang berada hanya satu tingkat diatas Ethiopia. Dibandingkan negara berkembang dan maju, daya
tampung air Indonesia jauh lebih rendah.
Dedy mencontohkan daya tampung air di Thailand
yang mencapai 1.277 meter kubik per tahun per kapita, Meksiko 1.104 meter kubik
per tahun per kapita, dan Amerika Serikat 5.991 meter kubik per tahun per kapita.
Untuk mendongkrak daya tampung air, Dedy
mengatakan, pemerintah akan menggenjot pembangunan
dam, waduk, dan situ. Proyek-proyek
tersebut sangat penting untuk menambah daya tampung air di setiap daerah agar tidak terbuang percuma.
Dedy juga mencontohkan DKI Jakarta yang minim
waduk dan hanya mampu mengelola air sebanyak 2,7 persen dan sisanya masuk ke
sungai. "Karena itu, seringkali saat musim hujan kita kebanjiran dan
kekeringan di musim kemarau," ujar Dedy.
Post Date : 30 Desember 2013
|