|
Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Medan tahun 2015 memprogramkan 1.000 bantuan sambungan rumah untuk saluran air limbah. Program tersebut merupakan kelanjutan program tahun 2014 yang menggratiskan 1.000 sambungan rumah di Kecamatan Medan Area dan Medan Kota. Tahun ini, di Kecamatan Medan Perjuangan yang termasuk zona 9 masih proses pemasangan pipa sekunder. Demikian dikatakan Sekretaris Dinas Perkim Medan, Ridwan Tarigan usai sosialisasi jaringan pipa terpadu sanitasi Kota Medan yang diselenggarakan Tim Pokja Sanitasi Medan, Jumat (10/10). Dikatakan, Pemko Medan berupaya terus menyosialisasikan sanitasi kepada masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan sanitasi tersebut, katanya, direncanakan pembuatan Peraturan Daerah (Perda) yang salah satu pointnya setiap pembangunan rumah baru nanti yang daerahnya dilintasi jaringan pipa limbah, wajib menyambung saluran air limbah. “Salah satu pointnya itu. Bisa saja nanti, kalau pemilik bangunan tidak mau, maka tidak diterbitkan izin mendirikan bangunan (IMB) nya,” sebut Ridwan Tarigan. Sebelumnya Kepala Satker PPLP Provinsi Sumut, Sahat Hasudungan menjelaskan, program system metropolitan sanitation and health project (MSMHP) di Kota Medan untuk mempercepat Medan sebagai kota metropolitan. Proyek pemasangan pipa sekunder dari dana APBN tersebut, katanya, ditargetkan selesai akhir tahun ini. Dia mengharapkan semua pihak mendukung percepatan pekerjaan ini agar selesai tepat waktu. Turut menjadi narasumber, Kepala Divisi Produksi PDAM Tirtanadi Heri Batanghari Nasution. Dia mengaku, program sanitasi perpipaan di Kota Medan masih populer di masyarakat. Kendala Terbukti, sejak program ini ada di Medan pada 1997, hanya ada 16.200 sambungan rumah yang masuk. Padahal, kemampuan pengolahan limbah mampu menampung 40 ribu sambungan rumah. “Kendalanya, masih kurang pahamnya masyarakat tentang saluran limbah terpadu. Di lain pihak, memang kawasannya belum ada jaringan pipanya. Semoga dengan selesainya tambahan jaringan pipa ini, ada peningkatan kesadaran masyarakat,” ucapnya. Dia menilai, melalui perpipaan terpadu, akan lebih ekonomis. Karena, rumah tangga tidak perlu lagi membuat septik tank. Lingkungan akan lebih bersih, karena aliran limbah dari mandi cuci kakus (MCK) dialirkan lewat pipa. “Bayangkan kalau buat septik tank sudah berapa biaya. Belum lagi, lama-lama septik tanknya jenuh sehingga merusak lingkungan dan perlu penyedotan berkala,” jelasnya. Ditanya adanya kekhawatiran masyarakat karena memang sambungan air limbah dengan biaya mahal, menurutnya, pemasangan sambungan awal biayanya standar, berkisar Rp6 jutaan. Sedangkan beban rekening tiap bulan rata-rata Rp31 ribuan. “Itu rata-rata keseluruhan. Karena ada pelanggan kategori rumah tangga dan industri. Kalau rumah tangga sendiri bisa lebih murah, karena tarifnya berdasarkan perhitungan besar rumah,” ucapnya. Turut hadir Regional Coordinator IUWASH-Sumut Yayat Kurniawan. Camat Medan Perjuangan, Kecamatan Medan Timur, Lurah Sei Kera Hilir 2, Kelurahan Perintis, Sidorame dan sejumlah Kepala Lingkungan di zona 9. Selain itu, hadir juga Miko Rahayu dari sAIIG-AusAID. Lembaga ini, memberikan stimulasi bagi pemerintah kota untuk mempercepat sanitasi. Bentuk dorongan, kata Miko, lembaga tersebut bersedia mengganti biaya yang digunakan Pemko Medan untuk pemasangan sambungan rumah gratis kepada rumah tangga. “Dana yang dikeluarkan itu akan diganti. Setiap satu rumah diganti biaya tiga sampai empat juta rupiah. Namun sambungan itu harus benar-benar bisa dirasakan masyarakat. Ini dorongan kita. Selain Medan kita juga membantu 42 kota lainnya di Indonesia,” ucapnya Post Date : 14 Oktober 2014 |