Antisipasi Kekeringan, Warga Diimbau Efisien Gunakan Air

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purbalingga, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat di kabupaten itu memanfaatkan air secara efisien guna mengantisipasi kemungkinan terjadi kekeringan pada musim kemarau.

"Sesuai prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), saat ini memang masih ada hujan meskipun jarang, dan kondisi di lapangan juga masih sering turun hujan di beberapa wilayah," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Purbalingga Priyo Satmoko di Purbalingga, Senin.

Kendati demikian, BPBD tetap berusaha mengantisipasi kemungkinan terjadi kekeringan lantaran musim kemarau akan segera datang.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan kekeringan untuk memanfaatkan air secara efisien dan efektif agar cadangan air tetap terjaga hingga datang musim kemarau.

Selain itu, pihaknya telah menyediakan tandon-tandon air bersih bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk desa-desa rawan kekeringan.

"Berdasarkan data tahun 2012, sebanyak 67 desa yang tersebar di 11 kecamatan mengalami kekeringan, sehingga bantuan dari BNPB berupa tandon air berkapasitas 1.000 liter itu disebar di desa-desa rawan kekeringan tersebut, masing-masing sebanyak tiga unit," katanya.

Dia mengakui bahwa jumlah desa rawan kekeringan sulit diprediksi karena hal itu tergantung pada sifat musimnya.

"Jika musim hujan maupun kemaraunya berlangsung normal, wilayah yang rawan kekeringan kisarannya ya daerah-daerah itu saja," katanya.

Dia mengatakan bahwa dari 11 kecamatan yang dilanda kekeringan pada 2012, sebanyak tiga kecamatan sebagai paling rawan karena sebagian besar desa di wilayah tersebut dilanda kekeringan.

Ia mengatakan tiga kecamatan yang paling rawan kekeringan, yakni Kejobong, Pengadegan, dan Kaligondang.

Delapan kecamatan lainnya, yakni Kertanegara, Karanganyar, Mrebet, Karangmoncol, Bukateja, Kemangkon, Padamara, dan Bobotsari, hanya beberapa desa yang dilanda kekeringan.

Post Date : 14 Mei 2013