|
KUDUS, KOMPAS - Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kudus dan Grobogan, Jawa Tengah, berinvestasi senilai total Rp 36 miliar untuk Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM Dadi Muria. PDAM akan menggunakan dana tersebut untuk membangun instalasi dan jaringan air dari sumber bahan baku menuju permukiman. Direktur PDAM Kabupaten Kudus dan juga Koordinator SPAM Dadi Muria Ahmadi Syafa, Selasa (26/3), mengatakan, investasi PDAM Kudus sebesar Rp 20 miliar. Dari dana tersebut, PDAM Kudus akan membangun 12.000 sambungan rumah. ”Kami memprioritaskan penyediaan air bersih itu bagi wilayah-wilayah yang masih kekurangan air bersih, terutama di Kecamatan Undaan yang airnya payau,” kata Ahmadi. Direktur PDAM Kabupaten Grobogan Ady Setiawan mengaku menyediakan dana investasi dalam proyek tersebut sebesar Rp 16 miliar. PDAM Grobogan akan menggunakan dana sebesar itu untuk membangun instalasi air sebanyak 8.000 sambungan rumah. ”Saat ini, PDAM Grobogan baru memenuhi kebutuhan air minum bagi 23.000 pelanggan atau baru 20 persen dari total penduduk Grobogan,” katanya. Pada Maret ini, PDAM Kabupaten Kudus, Grobogan, Pati, dan Jepara memperbarui nota kesepahaman tentang SAPM bersama Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Tirta Utama Jawa Tengah. Salah satu hasilnya adalah mengurangi debit air Sungai Serang yang akan dijadikan bahan baku dari 1.350 liter per detik menjadi 500 liter per detik. Kabupaten Grobogan mendapat bagian air sebesar 100 liter per detik, Kudus 110 liter per detik, Pati 100 liter per detik, dan Jepara 190 liter per detik. Pengurangan debit air itu dilakukan agar tidak mengganggu pasokan irigasi. Adapun rumah tangga sasaran penyediaan fasilitas air bersih itu 108.000 rumah tangga. Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan Irigasi dan Air Baku Dinas Pengelola Sumber Daya Air (DPSDA) Provinsi Jawa Tengah Sarwono mengatakan, konsultan rekanan DPSDA telah merampungkan pembuatan desain instalasi utama SPAM. Pada 2014 instalasi tersebut akan dibangun di Sungai Serang di hulu Bendung Klambu, Desa Penganten, Kecamatan Klambu, Grobogan. Mata air Sejumlah sumber atau mata air di Pegunungan Muria di Kabupaten Kudus, Jateng, kritis. Hal itu disebabkan pembukaan lahan perbukitan untuk pertanian dan eksploitasi mata air dengan tujuan komersial. Direktur PDAM Kudus Ahmadi Syafa mengatakan, kawasan yang kritis berada di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog; Desa Kajar, Kecamatan Dawe; dan Desa Menawan, Kecamatan Gebog. Misalnya, sumber air Wedusan di Desa Rahtawu. Pada tahun 1990-an, debit air mata air itu 5 liter per detik, tetapi sekarang mengering. (HEN) Post Date : 27 Maret 2013 |