WONOGIRI - Bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau sekarang, bencana kekeringan di Kabupaten Wonogiri dilaporkan meluas ke delapan wilayah kecamatan. Tercatat ada sebanyak 67.501 warga di 43 desa yang mengalami kesulitan air.
Semula, kekeringan hanya dilaporkan dari tiga wilayah kecamatan saja. Yakni Kecamatan Giritiontro, Pracimantoro dan Paranggupito. Menyusul telaga yang menjadi andalan warga untuk pencukupan kebutuhan air sehari-hari pada mengering.
Tapi sekarang, peta kekeringan itu meluas ke wilayah Kecamatan Giriwoyo, Eromoko, Batuwarno, Nguntoronadi, dan Manyaran.
Seperti diberitakan (SM, 30/7), kekeringan di wilayah Kecamatan Pracimantoro, terjadi di sembilan desa. Camat Pracimantoro, S Sudibyo, telah melayangkan permohonan perlunya pengedropan air, utamanya bagi warga miskin. Ini terkait dengan makin melemahnya daya beli masyarakat.
Harga air per tangki kapasitas 5 ribu liter mencapai Rp 70 ribu sampai Rp 130 ribu, tergantung dekat jauhnya lokasi lokasi pemukiman warga.
Terkait dengan meluasnya peta kekeringan ini, Sekda Suprapto, melayangkan permohonan bantuan air bersih ke Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II di Solo. Jumlahnya 500 tangki, utamanya untuk masyarakat kurang mampu di delapan wilayah kecamatan yang saat ini dilanda kekeringan. Pengedropan Menyikapi permohonan ini, Bakorwil II yang mebawahi wilayah Surakarta dan Kedu, Sabtu (1/8), mengutus petugasnya, Alip, agar mengecek ke Wonogiri.
’’Bakorwil mulai Selasa (4/8), akan mengedrop tiga mobil tangki untuk melakukan pasokan bantuan air kepada masyarakat Wonogiri,’’ kata Alip.
Ada tiga wilayah kecamatan yang diprioritaskan, yakni Pracimantoro, Giritontro dan Paranggupito. Tiga mobil tangki bantuan ini, akan melakukan operasional selama lima hari.
Bupati Begug Poernomosidi, meminta kepada tiga camat yakni Pracimantoro, Giritontro dan Paranggupito, agar langsung mengoperasionalkan mobil tangki bantuan yang ada di kecamatan, guna melakukan pengedropan air kepada masyarakat yang membutuhkan. (P27-99)
Post Date : 03 Agustus 2009
|