BANJIR bisa menimbulkan dampak kesehatan pada manusia, di antaranya karena
kurangnya kebutuhan air bersih. Lantas, bagaimana solusi memenuhi kebutuhan air
bersih ketika banjir?
Menurut Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian
Kesehatan RI (Kemenkes), Drh. Wilfried H. Purba, untuk mengatasi kebutuhan air
bersih ketika banjir melanda adalah menggunakan water treatmentdengan kendaraan pengolahan air banjir menjadi air
bersih. Dia mengatakan bahwa Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit di Cakung mempunyai kendaraan tersebut.
"Di sana ada kendaraannya untuk itu,
kapasitasnya untuk sekira 5.000 liter per hari. Meskipun memakancost, tetapi itu sedikit menolong untuk kebutuhan air
bersih," ujarnya kepada Okezone di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Tetapi kalau untuk darurat bila langsung,
itu lumayan 5.000 liter atau 500 liter per jam. Jadi, 10 jam sebanyak 5.000
liter. Memang kurang cepat dan harus ada yang lain," tambahnya.
Sementara itu, meskipun air banjir dapat diolah
menjadi air bersih, bukan berarti dapat diminum. Bila untuk mengolahnya menjadi
air minum, dibutuhkan filter lainnya. Jadi, hanya bisa digunakan untuk mandi atau kegiatan mencuci.
Untuk diketahui, kebutuhan air bersih setiap orang
biasanya 60 liter jika dalam keadaan normal. Tetapi, Drh. Wilfried mengatakan,
bila dalam keadaan darurat seperti banjir, biasanya hanya sekira 15-20 liter
per orang.
"Kalau satu jam bisa 500 liter, memang harus
irit karena hanya untuk beberapa orang. Tetapi, itu lumayan untuk bersih-bersih
daripada tidak ada air bersih sama sekali ketika banjir," tandasnya.
Post Date : 30 Desember 2013
|