|
[LAMONGAN] Hujan deras yang mengguyur daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, menyebabkan enam desa di Kecamatan Laren, Lamongan, Jawa Timur, tergenang. Sebanyak 650 rumah terendam dengan ketinggian mencapai 15-20 sentimeter (cm). Pada Jumat pekan lalu, hanya dua desa di Kecamatan Laren yang terendam air. Dua hari kemudian banjir semakin meluas menjadi enam desa. Desa-desa tersebut pada banjir besar akhir Desember 2007 sampai awal Januari 2008, juga tergenang. Dengan demikian, dalam kurun waktu satu bulan terakhir daerah tersebut dua kali terendam banjir Bengawan Solo. "Kami trauma melihat banjir. Karena itu begitu air mulai menggenangi rumah, kami langsung menyelamatkan diri ke tanggul," kata Muchfihin, warga Desa Dateng, Kecamatan Laren, Lamongan, kepada SP, Senin (4/2) pagi. Pada banjir yang terjadi akhir Desember tahun lalu sampai awal 2008, merupakan banjir terbesar. Ia mengira sudah tidak terkena banjir lagi, tetapi ternyata air masih menggenangi rumahnya. Banjir yang melanda desa-desa tersebut, akibat tanggul di Desa Tegalrejo, Tuban, jebol selebar 15 cm. Desa tersebut berbatasan dengan Laren, Kabupaten Lamongan. Sekretaris I Satuan Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Lamongan, Imam Trisno Edy mengatakan, dari 650 rumah yang terendam tersebar di Desa Centini (350 rumah), Dateng (120), Duri Kulon (36), Jabung (60), Gelap (50) dan Desa Keduyung (6 rumah). Menurut Imam, banjir yang melanda enam desa tersebut mengejutkan, karena ketinggian Bengawan Solo 6,00 peillschall. Pada banjir akhir Desember sampai awal Januari 2008, ketinggiannya mencapai 8,00 peillschall. Satlak PB Lamongan, memprioritaskan penyelamatan warga dan menjaga jangan sampai mereka yang mengungsi kelaparan. Tewas Sementara itu, Tiara Manda (2), anak Sriyanto, warga Dusun Simo, Desa Simorejo, Kecamatan Widang, Tuban, tewas karena tenggelam saat terjadi banjir luapan air Bengawan Solo di Kecamatan Widang, Minggu (3/2). Bocah itu tenggelam di belakang rumahnya sendiri pada Minggu pagi pukul 10.00 WIB. Setelah ditemukan, korban langsung dilarikan ke Puskesmas Widang untuk mendapatkan pertolongan. Namun, nyawa korban tak tertolong lagi. Keluarga korban sangat terpukul atas kejadian ini, terutama ibunya, Susilowati. "Kejadiannya berlangsung cepat, setelah kawasan desa ini diterjang banjir," kata Achmad Jainul, salah satu saksi. Luberan air Bengawan Solo menggenangi areal persawahan dan permukiman di sejumlah desa di Kecamatan Widang, dengan ketinggian sekitar 1,5 meter sampai 2 meter. Desa itu antara lain Tuban Simorejo, Patihan, Ngadipuro, Ngadirejo, Ganjar, Tegalsari, Tegalrejo, Kedungrejo, dan Bunut. Banjir ini akibat jebolnya tanggul sepanjang 1,5 meter di Desa Kedungrejo, Kecamatan Widang pada akhir Desember lalu masih belum diperbaiki. Air bah Bengawan Solo mengalir sangat deras. Warga yang berhasil dievakuasi untuk sementara ditempatkan di kantor Kecamatan Widang sebagai lokasi pengungsian. Sementara itu, sebagian warga memilih bertahan di rumah-rumah, terutama rumah warga yang bagian atap bangunan rumah sudah diperlengkapi dengan sarana untuk tidur dan memasak. [ES/080] Post Date : 04 Februari 2008 |