|
MALANG, KOMPAS — Hujan deras yang turun pada Selasa dan Rabu (9-10/7) memicu banjir bandang di sejumlah daerah selatan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, air lumpur merendam 849 rumah dan menewaskan seorang warga. Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, air menggenangi 2.177 rumah. Di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, seorang nenek, Ngatminah (73), ditemukan tewas setelah tempat tidurnya terseret banjir beberapa puluh meter dari rumah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencatat 849 rumah terendam. Rumah-rumah tersebut dihuni 3.396 warga. Bahkan, 30 keluarga di antaranya diungsikan ke gereja sekitar karena rumah terendam air hingga 1 meter. Hingga kemarin siang, warga dibantu aparat TNI/Polri dan relawan dari Tagana, Palang Merah Indonesia, dan BPBD membersihkan sisa lumpur tebal yang teronggok di rumah warga. Banjir bandang terjadi akibat Sungai Paluluran meluap. Situasi ini dipicu hujan deras sejak Selasa sore. Ratusan keluarga di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, bakal kesulitan air bersih hingga beberapa hari mendatang. Ini karena sekitar 300 sumur warga terendam lumpur setelah diterjang banjir bandang itu. ”Sumur kami terendam lumpur semua. Mungkin hingga seminggu ke depan masih sulit membersihkannya. Butuh dikuras dahulu dan diberi perlakuan khusus agar air kembali jernih,” ujar Antok (45), warga setempat. Berdasarkan data di Kantor Desa Sitiarjo, setidaknya 300 sumur warga terendam lumpur akibat banjir malam sebelumnya. Kepala BPBD Kabupaten Malang Hafi Lutfi mengimbau warga agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadi banjir susulan. Banjir juga melanda wilayah Kecamatan Sidareja dan Kedungreja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu. Berdasarkan data BPBD Cilacap, banjir di Kecamatan Sidareja menggenangi 2.177 rumah di tiga desa, yaitu Sidareja, Gunungreja, dan Sidamulya. Ketinggian air di dalam rumah mencapai 30 cm-50 cm, sedangkan di luar rumah 70 cm-1 meter. Di Kecamatan Kedungreja, banjir menggenangi 372 rumah di empat desa, yaitu Kedungreja, Rejamulya, Ciklapa, dan Bangunreja. Ketinggian air di dalam rumah mencapai 30 cm-50 cm. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wasi Ariyadi mengatakan, saat ini 64 keluarga di Kecamatan Sidareja mengungsi di aula koramil, pendapa kantor kecamatan, dan ruko di wilayah tersebut. Rahmatullah Aji, Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, mengatakan, masih akan sering timbul hujan pada musim kemarau kali ini. Hal ini karena terjadi anomali cuaca. Seharusnya saat ini sudah memasuki musim kemarau, tetapi sekarang kemarau yang terjadi masih basah dengan curah hujan tinggi. Hal ini karena terjadi peningkatan suhu muka laut di perairan Indonesia 0,5-1,5 derajat celsius dari rata-rata normal. Saat ini suhu muka laut mencapai 29 derajat celsius. (WER/DIA/WIE) Post Date : 11 Juli 2013 |