Sampah yang banyak dijumpai di sekitar permukiman
warga, ternyata dapat dikelola menjadi produk rumah tangga seperti tas, payung
dan boneka serta dompet.
Itu
telah dicoba dan hasilnya banyak diminati masyarakat, kata Lismawati praktisi
sekaligus Ketua Bank Sampah Kemala Palembang saat melaksanakan pelatihan
bersama masyarakat di Palembang, Sabtu (6/7).
Pelatihan
diikuti ratusan warga itu dilaksanakan untuk memanfaatkan sampah yang sekarang
ini terus menumpuk.
Menurut
Lismawati, selama ini dirinya merasa kewalahan terhadap sampah rumah tangga
yang dihasilkan setiap hari selalu menumpuk sehingga harus dibuang ke tempat
sampah.
Namun,
kata dia, dengan adanya ide sejak beberapa tahun lalu sehingga sampah dapat
dikelola menjadi barang berguna terutama untuk kegiatan warga sehari-hari.
Menurut
dia, sampah dapat dipilah dan juga untuk menjadi bahan baku pembuatan seperti
payung, tas, bros dan boneka.
Bahkan,
kulit permen dapat dijadikan tas bila dilakukan secara teliti dan sabar yang
hasilnya sangat diminati masyarakat.
Dalam
pembuatan berbagai produk tersebut pihaknya bekerja sama Dinas Sosial dengan
memanfaatkan anak penyandang cacat.
Menurut
dia, rata-rata produksi yang dihasilkan para penyandang cacat tersebut
bervariasi mulai lima hingga sembilan tas, dan dompet perhari.
Sehubungan
itu pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat menanfaatkan sampah menjadi
produk berguna untuk kepentingan diri sendiri.
Selain
itu dengan memanfaatkan sampah sebagai kebutuhan sehari-hari akan mengurangi
beban tempat pembuangan sampah.
Sementara
Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelola Limbah BLH Palembang
Novrian Fadillah dalam pelatihan itu mengatakan, sampah sekarang ini terus
menumpuk.
Sampah
juga akan merusak lingkungan termasuk bila dibakar akan berdampak polusi udara
dan kemungkinan membawah bakteri.
Sehubungan
itu Bank Sampah Kemala yang ada sekarang ini cukup membantu pemerintah dalam
mengatasi pencemaran lingkungan.
Post Date : 08 Juli 2013
|