64.791 Keluarga Terancam Kekurangan Air

Sumber:Suara Merdeka - 19 Juli 2007
Kategori:Air Minum
UNGARAN - Data Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Linmas) Kabupaten Semarang menyebutkan, pada 2007 ini sedikitnya 64.791 keluarga terancam kekurangan air bersih.

Puluhan ribu keluarga tersebut tersebar di 66 desa di 18 kecamatan. Bandungan belum masuk data, karena merupakan kecamatan ke-19 atau termuda. Namun, daerah itu termasuk kaya akan air. ''Setiap tahun logikanya jumlah warga yang kekurangan air cenderung bertambah, karena area catchment area (daerah tangkapan air) berkurang akibat munculnya perumahan baru dan industri,'' kata Kepala Kesbang Linmas Drs Pudji Hutomo, usai membentuk pleton inti Satlinmas Kecamatan Tuntang dan pengarahan Satlinmas desa/kelurahan se-kecamatan ini, Rabu (18/7).

Dia menjelaskan, di hampir semua kecamatan ada desa yang kesulitan air bersih. Namun, menjelang kemarau pihaknya belum mendapat laporan adanya dari warga. ''Mungkin sekitar September, Oktober, dan November, biasanya warga mengeluhkan sulitnya air bersih,'' tegas dia.

Meski hampir semua kecamatan ada desa yang mengalami kekeringan, Bancak, Bringin, dan Pringapus perlu mendapat perhatian. Bancak dan Bringin juga rawan kekeringan untuk lahan persawahan. Untuk membantu distribusi air bersih, pihaknya telah mempersiapkan Satlinmas (Hansip) untuk diperbantukan.

Pleton Inti

Saat ini Linmas sedang membentuk pleton inti tingkat kecamatan. Hingga kemarin pihaknya telah membentuk 12 pleton inti kecamatan, termasuk Tuntang. Sementara kecamatan yang belum terbentuk tim inti Satlinmas adalah Bancak, Kaliwungu, Bringin, Suruh, Susukan, Bandungan, dan Jambu.

''Tujuan pembentukan pleton inti di tiap kecamatan adalah untuk memperkuat penanganan bencana. Jika Linmas desa/kelurahan kewalahan mengatasi bencana, tim inti kecamatan siap diturunkan. Pengarahan ini juga untuk penyegaran tugas Satlinmas,'' tandasnya.

Linmas merupakan pelaksana gabungan di lapangan, sementara dana bantuan air bersih di Dinas Kesejahteraan Sosial dan KB.

Untuk kemarau mendatang, selain kesulitan air bersih, pihaknya mengingatkan warga akan bahaya kebakaran di rumah, perkebunan, dan hutan. Ia mengimbau masyarakat daerah pinggiran hutan dan perkebunan menciptakan suasana aman dan kondusif.

''Kami harap warga tidak membakar semak-semak atau hutan campur untuk membuka lahan, karena itu berbahaya,'' pintanya. (H14-37)



Post Date : 19 Juli 2007