|
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, selama sebulan terakhir ini, akan melakukan pemicuan desa bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Pemicuan ini, untuk mengedukasi masyarakat didesa sasaran, yang selama ini Buang Air Besar Semarangan (BABS), menjadi Buang Air Besar (BAB) di jamban keluarga. Tim pemicuan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, terus bergerak mengedukasi warga masyarakat agar menghentikan perilaku Buang Air Besar Semarangan (BABS), yang selama ini mereka lakukan. Terutama bagi masyarakat disejumlah desa penerima program Penyediaan Air Minum Dan Sanitas Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) maupun program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Usai melakukan kegiatan itu, di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo, Selasa pagi (14/10), seorang fasilitator tim pemicuan dari Staf Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Pati, Kahar Purwanto, SKM mengatakan, bersama tim pemicuan yang lain, pihaknya akan menuntaskan pemicuan yang dilakukannya didesa-desa yang menjadi sasaran program PAMSIMAS dan program STBM diseluruh wilayah Kabupaten Pati. “Ini untuk mengedukasi dan menyadarkan masyarakat mengubah perilaku masyarakat yang masih BABS (Buang Air Besar Sembarangan, red), untuk BAB pada tempatnya. Tujuannya untuk mengurangi resiko akibat lingkungan, seperti penyakit diare,” kata Kahar Purwanto, SKM. Satlak PAMSIMAS Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo, H. Umar Jamil kepada radio PAS Pati mengatakan, pemicuan tersebut bermanfaat bagi warganya yang selama ini masih BABS. Bahkan, setelah mendapatkan penjelasan dari tim pemicuan, puluhan warganya akan membangun jamban keluarga, setelah musim panen tiba. “Kami ingin menyadarkan masyarakat untuk hidup lebih sehat. Karena selama ini masyarakat di Desa Prawoto, mayoritas masih Buang Air Besar Sembarang (BABS) tidak pada tempatnya,” jelasnya. Satlak PAMSIMAS, H Umar Jamil menambahkan, dari total 3.573 KK yang ada di Desa Prawoto, baru 1.723 KK diantaranya yang sudah memiliki jamban keluarga. Setelah berlangsungnya pemicuan, masyarakat terutama yang belum memiliki jamban keluarga, antusias untuk membuat jamban keluarga di rumah. Beberapa warga diantaranya, yang berencana patungan membuat 1 jamban untuk tiga KK. Dan diharapan dengan menerapakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), masyarakat mengubah kebiasaan yang selama ini BABS (Buang air besar sembarangan) menjadi STOP BABS (Stop Buang Air Besar Sembarangan tempat).(•)
Post Date : 15 Oktober 2014 |