|
Untuk menekan jumlah sampah, masyarakat harus mampu mengelola sampah dengan baik dan benar. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dengan sistem bank sampah. Selain mengajarkan cara memilah sampah, dengan bank sampah masyarakat dapat memanfaatkan sampah memiliki nilai ekonomis. Hal inilah yang dilakukan Unilever Indonesia bersama Pemda DIY bersama Pemda di 5 kabupaten/kota dengan mencanangkan program kemitraan DIY Green and Clean (DIYGC). Dalam program yang didukung KR Group tahun ini difokuskan penguatan 80 bank sampah serta edukasi penghematan air, penguatan paguyuban sampai pertanian perkotaan. “Dengan adanya bank sampah ini dapat mengurangi sampah yang dibuang di TPA. Bahkan melalui bank sampah, sampah yang menjijikkan bisa jadi uang,” ungkap Enviromental Program Manager Unilever Indonesia Fundation, Silvi Tirawaty disela-sela Relaunching and Fasilitator Program DIY Green and Clean 2013 di Balai Budaya Sinduharjo Ngaglik Sleman, Rabu (10/04/2013). Untuk menekan sampah rumah tangga, pihaknya mendukung setiap pendirian bank sampah di masyarakat. Tetapi bila bank sampah tak terkelola dengan baik, lebih bagus kalau nasabah bank yang ditambah. Karena untuk mengurangi dan mengelola sampah dengan baik memang butuh kesadaran. Sementara Direktur Persada, Bernadetta Widiandayani mengatakan, program DIYGC ini selain menitikberatkan pada pengelolaan sampah juga penghijauan, sanitasi, partisipasi masyarakat, pelestarian air dan terbentuknya bank sampah di wilayah dampingan. Dengan begitu masyarakat dapat merasakan manfat dan nilai ekonomis dari pengelolaan sampah. “Sampai saat ini dari 20 bank sampah yang ada di 80 RW ini 20 bank sampah masuk kategoori blue dan 30 masuk silver dan gold masing-masing akan mendapat stimulan jRp 1 juta. Sedangkan 30 bank sampah yang masih baru atau kategori white perlu ditingklatkan,” jelas Widiandayani. Post Date : 11 April 2013 |