|
Jakarta, Kompas - Sumur resapan tidak efektif dibangun di Jakarta, terutama di kawasan pusat dan utara ibu kota negara ini. Penyebabnya, jarak sumber air tanah dari permukaan kurang dari 3 meter. Sumur resapan sebaiknya dibangun di daerah hulu, yaitu di kawasan Jakarta selatan ke arah Bogor. Hal ini disampaikan Bambang Priatmono, konsultan dari Badan Kejuruan Teknik Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (PII), di Jakarta, Sabtu (9/2), seusai pelantikan Pengurus Pusat PII. ”Sumur resapan efektif berfungsi bila kedalaman muka air tanah minimal 3 meter,” katanya. Di Ancol, Jakarta Utara, misalnya, kedalaman muka air tanah (MAT) kurang dari 1,5 meter, sementara di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kedalaman MAT sekitar 2 meter. Survei yang dilakukan di kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat, beberapa tahun lalu, menunjukkan kedalaman MAT kurang dari 2 meter. Karena kawasan Jakarta Selatan hingga Bogor layak dibangun sumur resapan, Bambang yang pernah menjadi konsultan pembangunan sumur resapan berpendapat, daya dukung lingkungan di kawasan itu perlu ditingkatkan. ”Konsep koefisien dasar bangunan (KDB) yang selama ini berlaku harus diubah,” ujarnya. Selama ini berlaku KDB 40 persen, artinya hanya areal seluas itu yang boleh dibangun. Sebagian besar, yaitu 60 persen, harus dihijaukan untuk penyerapan. Kenyataannya, 60 persen di luar bangunan ditutupi aspal atau jalan beton untuk areal parkir. Akibatnya, tanah tidak dapat menyerap genangan air hujan. Koefisien ruang hijau Bambang mengusulkan agar konsep KDB diubah menjadi KRH (koefisien ruang hijau). Penerapan KRH 60 persen hingga 40 persen tergantung dari daerah. Untuk Jakarta Selatan, misalnya, diterapkan KRH 60 persen. Artinya, 60 persen lahan harus dibiarkan hijau, tak boleh ada pengerasan tanah, apalagi bangunan. ”Kalau ketentuan itu dilanggar, harus ada kompensasinya, yaitu pembangunan sumur resapan yang menembus akuifer untuk pengisian kembali air tanah,” ujarnya. Pembangunan sumur resapan di kawasan Jabodetabek, kata Amwazi Idrus, Direktur Pengembangan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum, telah dirintis Direktorat Jenderal Sumber Daya Air sejak tahun 2005. Di tujuh kawasan, antara lain Cisarua, Ciawi, Depok, Tangerang, dan Cawang, telah terbangun 115 sumur resapan. Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Ekosistem Perairan Darat Kementerian Lingkungan Hidup Hermono Sigit mengatakan, pihaknya telah membangun puluhan sumur resapan mulai dari hulu di Cisarua hingga ke Ciawi. Namun, sumur resapan itu sebagian besar tertimbun sedimen dari material tanah yang tererosi di hulu. Dalam waktu dekat, Kementerian Lingkungan Hidup akan melakukan rehabilitasi sumur resapan tersebut dengan melibatkan warga setempat. (YUN) Post Date : 12 Februari 2013 |