Pengunjung
wisata Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo dan Gunung Semeru di Kabupaten
Lumajang yang dikelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru meningkat selama
liburan sekolah.
"Kunjungan wisata di Bromo dan Semeru pada
saat liburan sekolah memang luar biasa, bahkan total kunjungan mencapai lebih
dari 50 ribu orang selama bulan Juni 2013," kata Kepala Balai Besar Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari kepada Antara, Senin (1/7/2013).
Menurut dia, jumlah kunjungan ke Gunung Bromo
masih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kunjungan ke Semeru karena
pendakian ke gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu memerlukan fisik yang prima
dibandingkan Bromo.
"Selama liburan, pada hari biasa rata-rata
jumlah kunjungan sebanyak 1.000 orang dan pada hari Sabtu-Minggu meningkat
rata-rata 5.000 orang, padahal pada hari normal jumlah kunjungan kurang dari
500 orang per hari," paparnya.
Peningkatan jumlah pengunjung itu, lanjut dia,
juga berdampak pada peningkatan jumlah sampah yang dibuang sembarangan oleh
wisatawan, sehingga mengganggu ekosistem di kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru.
"Saya imbau wisatawan memiliki kesadaran
untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat yang
dapat merusak ekosistem kawasan TNBTS," tuturnya.
Ayu menuturkan petugas juga masih menjumpai
kendaraan pengunjung selain jeep empat roda 4x4 melintas di savana dan laut
pasir Gunung Bromo, padahal pihaknya membatasi kendaraan yang melintas dengan
tujuan untuk menjaga ekosistem kawasan yang saat ini kondisinya banyak menurun.
"Dengan pembatasan tersebut, kendaraan roda
empat yang melintas kurang dari 1.000 unit per hari," katanya.
Namun, pada saat liburan kadang-kadang
dimanfaatkan juga oleh oknum-oknum yang menetapkan tarif kendaraan jeep di atas
harga yang telah disepakati dan hal itu merugikan wisatawan. Pihaknya meminta
pengunjung mencatat nama dan kendaraan jeep itu untuk dilaporkan kepada
paguyuban jeep.
"Petugas TNBTS akan memasang portal di
beberapa titik dan rambu-rambu penunjuk jalan dalam waktu dekat, sehingga
kendaraan yang melintas tidak menjelajah di kawasan secara liar yang dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem dan kecelakaan karena pengemudi tidak tahu
lokasi yang dilalui," ujarnya.
Ia juga mengimbau wisatawan tidak membawa anak
balita pada saat berwisata ke Gunung Bromo dan Semeru karena membahayakan
kondisi kesehatan balita tersebut dan suhu yang cukup rendah mencapai 5-15
derajat celcius.
"Selama Juni tercatat tiga kejadian
kecelakaan yakni satu pendaki Semeru meninggal dunia karena serangan jantung
dan dua kecelakaan," ucapnya.
Post Date : 04 Juli 2013
|